Ini berarti mulai dari Rasulullah saw menerima wahyu sistem penjagaan Al-Qur'an sudah dilakukan. Kemudian dilanjutkan oleh para sahabat dengan terus berupaya untuk melestarikan Al-Qur'an. Para sahabat melanjutkan tugas mulia tersebut dengan melakukan pembukuan, penyalinan hingga penyebaran.
Selain para sahabat yang berperan dalam menjaga keutuhan Al-Qur'an. Para tabi'in dan ulama juga memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian Al-Qur'an. Mereka mengawasi dan memastikan dalam penyalinan Al-Qur'an mulai dari huruf, kata, dan ayat yang ditulis dengan sangat berhati-hati agar sesuai dan akurat.Â
Para ulama juga memiliki kesepakatan dalam memahami dan menjaga keaslian Al-Qur'an. Selain itu, pada penetapan bacaaan ulama mengembangkan ilmu tajwid untuk mengatur bacaan Al-Qur'an. Penetapan bacaan Al-Qur'an bukan hanya hukum-hukum bacaan saja, tetapi juga panjang pendek bacaaan sesuai dengan dasar yang kuat dari Al-Qur'an yang shahih.
Para ulama juga mendirikan beberapa lembaga pendidikan. Selain itu, mereka terus berupaya untuk mengajarkan Al-Qur'an sesuai dengan standar yang telah disepakati bersama.
Meskipun Al-Qur'an telah melewati sejarah panjang baik dalam penulisan maupun pembukuan. Al-Qur'an tetap terpelihara melalui tulisan dan hafalan atau disimpan didalam hati.Â
Oleh sebab itu, Al-Qur'an tetap abadi hingga saat ini dan dapat terhindar dari berbagai upaya pemalsuan mengenai ayat-ayatnya. Hal tersebut tidak lepas dari peran para sahabat hingga ulama dalam menjaga keutuhan Al-Qur'an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H