Al-Qur'an merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah swt kepada nabi Muhammad saw sejak tahun 610 M. Namun,  bagaimana bisa Al-Qur'an tetap utuh dan terjaga hingga sekarang? Pasti penasaran kan keajaiban dibalik keutuhan Al-Qur'an? Simak penjelasan berikut ini  supaya jadi tahu dan paham.
Sejarah Penulisan Al-Quran
Penulisan Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw menerima wahyu melalui malaikat Jibril beliau membacakannya di depan para sahabat. Sahabat yang pandai menulis seperti Zaid bin Tsabit diutus Rasulullah untuk menulis setiap wahyu.Â
Wahyu yang disampaikan Rasulullah ditulis pada beberapa media seperti, daun, kulit, tulang dan pelepah kurma. Ubay bin Ka'ab juga merupakan sahabat yang dipercaya Rasulullah saw untuk menulis wahyu. Selain dilakukan penulisan wahyu ternyata para sahabat juga menghafalkannya dan benar-benar menanamkannya didalam hati.
 Para sahabat benar-benar mendengarkan dengan seksama. Dalam menghafal mereka juga memanfaatkan ayat-ayat Al-Qur'an yang sudah ditulis untuk membantu mereka menghafal dengan baik. Kemudian para sahabat saling mengajarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan menyebarkannya.
Setelah Rasulullah saw wafat, umat islam merasa kehilangan sosok pemimpin dan merasa kewajiban beragama hanya berlaku selama Rasulullah hidup. Selain itu, umat islam terpecah belah dan banyak penyimpangan yang terjadi.Â
Abu Bakar sebagai khalifah pada masa itu pun melakukan perang bersama para sahabat untuk menumpas dan menyatukan kembali umat islam. Banyak pertumpahan darah terjadi terutama pada perang yamamah yang membuat beberapa penghafal Al-Qur'an wafat.
 Hal tersebut membuat kekhawatiran Umar bin Khattab akan kelestarian wahyu Allah. Umar bin Khattab dengan ketajaman pemikirannya mengusulkan untuk dilakukan pembukuan Al-Qur'an.
Awalnya Abu Bakar dan Zaid bin Tsabit menolak karena Rasulullah tidak pernah memerintahkan hal tersebut sebelumnya. Namun, Umar berhasil meyakinkan Abu bakar untuk melakukan pembukuan wahyu yang terima dari Allah swt. Al-Qur'an kemudian dibukukan.Â
Pembukuan Al-Qur'an dipimpin oleh sahabat Zaid bin Tsabit, seorang sahabat yang memiliki hafalan yang kuat dan ahli menulis, untuk memimpin pengumpulan dan pembukuan Al-Qur'an. Beberapa sahabat lain yang mutqin juga membantu dalam pembukuan Al-Qur'an.
Setelah mushaf dibukukan, kemudian mushaf disimpan oleh khalifah Abu Bakar hingga beliau wafat. Kemudian diserahkan kepada khalifah Umar bin Khattab dan ketika beliau wafat mushaf disimpan oleh Hafsah binti Umar, putri Umar bin Khattab sekaligus istri Rasulullah.
Penyebaran Luas
Pada masa khalifah Utsman bin Affan banyak mushaf yang beredar dengan berbagai dialek yang menimbulkan perbedaan bacaan pada beberapa wilayah. Khalifah Utsman juga menemukan beberapa cara membaca (qiraat) yang salah.Â
Selain itu, dilakukan penulisan Al-Qur'an secara pribadi oleh beberapa sahabat yang nantinya dapat menimbulkan perpecahan antar umat islam. Sehingga dilakukan upaya besar-besaran untuk menyatukan Al-Qur'an yang beredar menjadi satu mushaf standar.
Khalifah Utsman kemudian melakukan pembukuan Al-Qur'an melalui mushaf yang telah ditulis pada masa khalifah Abu Bakar. Setelah membentuk tim pembukuan yang terdiri dari, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits.Â
Lalu dilakukan penyalinan mushaf sebanyak enam mushaf. Kemudian mushaf-mushaf tersebut disebarkan ke beberapa wilayah seperti, Kufah, Basrah, Suriah, Makkah, Yaman, dan Bahrain.
Mushaf Utsmani inilah yang kemudian menjadi standar bacaan Al-Qur'an yang diakui oleh seluruh umat Islam. Pada beberapa mushaf yang sebelumnya beredar dilakukan penghapusan. Agar tidak adanya perbedaan baik dari segi dialek, cara baca dan qiraat dengan yang diajarkan Rasulullah saw.
Perlindungan Terhadap Teks
Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang memiliki kedudukan yang tinggi. Al-Qur'an yang ada ditangan kita sekarang ini ternyata telah melewati sejarah panjang dalam pelestariannya. Seperti pada masa khalifah Ustman dilakukan penyalinan Al-Qur'an.Â
Mushaf Ustmani merupakan salah satu bukti sejarah bahwa sejak Rasulullah menerima wahyu sudah terdapat upaya untuk melestarikan dan menjaga keutuhan Al-Qur'an.
Bahkan Allah sudah menjelaskan didalam Al-Qur'an surat Al-Hijr ayat 15 "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya". Selain Allah menjamin keaslian dan keutuhan Al-Qur'an. Rasulullah juga sudah menjaga kelestariannya setiap wahyu diturunkan beliau menjaga Al-Qur'an melalui tulisan dan hati dengan menghafalkan.
Ini berarti mulai dari Rasulullah saw menerima wahyu sistem penjagaan Al-Qur'an sudah dilakukan. Kemudian dilanjutkan oleh para sahabat dengan terus berupaya untuk melestarikan Al-Qur'an. Para sahabat melanjutkan tugas mulia tersebut dengan melakukan pembukuan, penyalinan hingga penyebaran.
Selain para sahabat yang berperan dalam menjaga keutuhan Al-Qur'an. Para tabi'in dan ulama juga memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian Al-Qur'an. Mereka mengawasi dan memastikan dalam penyalinan Al-Qur'an mulai dari huruf, kata, dan ayat yang ditulis dengan sangat berhati-hati agar sesuai dan akurat.Â
Para ulama juga memiliki kesepakatan dalam memahami dan menjaga keaslian Al-Qur'an. Selain itu, pada penetapan bacaaan ulama mengembangkan ilmu tajwid untuk mengatur bacaan Al-Qur'an. Penetapan bacaan Al-Qur'an bukan hanya hukum-hukum bacaan saja, tetapi juga panjang pendek bacaaan sesuai dengan dasar yang kuat dari Al-Qur'an yang shahih.
Para ulama juga mendirikan beberapa lembaga pendidikan. Selain itu, mereka terus berupaya untuk mengajarkan Al-Qur'an sesuai dengan standar yang telah disepakati bersama.
Meskipun Al-Qur'an telah melewati sejarah panjang baik dalam penulisan maupun pembukuan. Al-Qur'an tetap terpelihara melalui tulisan dan hafalan atau disimpan didalam hati.Â
Oleh sebab itu, Al-Qur'an tetap abadi hingga saat ini dan dapat terhindar dari berbagai upaya pemalsuan mengenai ayat-ayatnya. Hal tersebut tidak lepas dari peran para sahabat hingga ulama dalam menjaga keutuhan Al-Qur'an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H