Mohon tunggu...
Thoufan Pratama
Thoufan Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Melenting

Mulanya (?) kemudian (-) menjadi (+) maka hasilnya = eureka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistematika Inovasi Pelayanan Publik

18 Oktober 2018   21:23 Diperbarui: 18 Oktober 2018   21:28 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Analisis Masalah (Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakan inovasi)

Di era otonomi daerah, peran dan kompetensi Kader IMP (Institusi Masyarakat Pedesaan) yakni Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa dan Sub Pembantu Pembina Keluarga berencana Desa (PPKBD dan Sub PPKBD) sangatlah penting dan menjadi satu kekuatan yang dapat diandalkan untuk tetap dapat mempertahankan keberhasilan program KKBPK (Kependudukan. Keluarga Berencana dan Pembanguna Keluarga) di masyarakat seiring dengan terus menurunnya jumlah Penyuluh KB (Keluarga Berencana) yang aktif karena pindah dan pensiun.

Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam 9 Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita) pada butir ke-5 "Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia" pada poin pertama yakni Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Hal ini sejalan oleh Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; Bab X pasal 58 bahwa setiap penduduk mempunyai kesempatan untuk berperan serta dalam pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga. Sehingga menjadi arah Kebijakan dan Strategi serta acuan operasional Pembangunan Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga.

Selanjutnya karena pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk membangun SDM yang berkualitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan bangsa dalam semua bidang kehidupan, maka Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) sebagai bagian dari penggerak kegiatan pembangunan (khususnya KKBPK) di lapangan diharapkan mampu untuk melaksanakan fungsinya dengan baik.

Hal ini sejalan dengan Visi Kabupaten Gowa yakni "Terwujudnya masyarakat yang berkualitas, mandiri dan berdaya saing dengan tata kelolah pemerintahan yang baik", bersinergi dengan Visi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yaitu  "Lembaga yang handal dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas dengan tata kerja pemerintahan yang baik".

Ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang lahirnya inovasi IMP Smart yaitu melihat kondisi Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) yang belum tersentuh secara peran dan kompetensi dalam Pelaksanaan Program KKBPK

Kader IMP Smart dilaksanakan adalah sebagai berikut :

  • Pengorganisasian

Belum terbentuknya Kelembagaan dan Kepengurusan kerja. Dimana Kelembagaan dan Kepengurusannya belum kolektif, sehingga dalam menjalankan perannya masih bersifat personal

  • Pertemuan rutin

Belum intensnya pertemuan rutin ditingkatan PKB/PLKB, PPKBD, Sub-PPKBK, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga belum ada wadah untuk menyampaikan informasi/data, bimbingan, pembinaan, evaluasi, pemecahan masalah dan perencanaan program KKBPK di lini lapangan

  • KIE dan Konseling

IMP belum berperan sebagai wadah kegiatan penyuluhan, motivasi dan konseling program KKBPK Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan Sasaran

  • Pelayanan Kegiatan

Belum maksimalnya pelayanan kegiatan yang bersifat pendampingan dan pembinaan tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), Kesehatan reproduksi, Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit menular seksual lainya, Penyalahgunaan NAPZA dan sebagainya, Pengaturan kelahiran serta Pembinaan Ketahanan Keluarga Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga remaja, Bina Keluarga Lansia (BKB, BKR, BKL)

  • Kemandirian

Belum adanya kemandirian didalam melaksanakan program yang bisa ditempuh secara mandiri

  • Upgrading kader IMP

Belum terselenggaranya kegiatan upgrading seperti loka-karya, workshop dan semacamnya sebagai upaya peningkatan pemahaman dan peran kader IMP.


2. Siapa yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi pelayanan publik ini telah memecahkan masalah tersebut?

Atas  dasar  permasalahan  tersebut, maka Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana melalui Kepala Seksi Pendayagunaan Penyuluh dan Kader  memulai  program  Kader IMP Smart.  Inovasi  ini  berhasil  memecahkan beberapa masalah Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) antara lain sebagai berikut :

  • Menurunnya jumlah Kelahiran
  • Meningkatnya jumlah penggunaan kontrasepsi
  • Meningkatnya pembinaan teknis IMP kepada sasaran dilapangan
  • Ketersediaan data yang valid
  • Meningkatnya kemitraan lintas sektoral
  • Menekan jumlah kebutuhan calon akseptor yang tidak terlayani (unmet need)
  • Memudahkan monitoring dan evaluasi peaksanaan program dilapangan.

3. Dalam hal apa inovasi pelayanan publik ini kreatif dan inovatif?

Inovasi Kader IMP Smart ini menghasilkan ide kreatif dan inovatif yang belum pernah di kembangkan oleh siapapun dan dimana pun sebagai  solusi holistic dan paripurna dalam hal pelaksanaan program KKBPK serta upaya peningkatan SDM masyarakat Kabupaten Gowa.

Program inovasi Kader IMP Smart ini mempunyai beberapa sifat kebaruan yakni :

  • Mampu meningkatkan SDM masyarakat local dan auto replikasi ide dan program kepada masyarakat disekitarnya.
  • Menyukseskan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dengan tingkat kesadaran dan pemahaman yang matang dan bersifat mandiri serta melibatkan masyarakat setempat.
  • Senantiasa melibatka stakeholder/mitra dan masyarakat dalam menjalankan program.
  • Tidak membutuhkan biaya yang besar
  • Mampu membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya SDM dan Keluarga yang berkualitas.

4. Bagaimana strategi pelaksanaan inovasi pelayanan publik ini? 

  • Sosialisasi Inovasi bersama stakeholder internal

      Dalam kegiatan ini yang kami libatkan adalah semua unsur yang berada dalam naungan Dinas pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana  

      Kabupaten Gowa.

  • Sosialisasi Inovasi bersama stakeholder eksternal

Dalam sosialisasi ini kami memaparkan nilai lebih kepada para stakeholder akan pentingnya pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang berbasis kader dimana keanggotaan  kader IMP adalah anggota masyarakat yang di latih dan dibimbing sehingga mampu membantu melaksanakan dan mensukseskan pelaksanaan program dilapangan.

Setelah dua hal diatas kami lakukan sebagai upaya awal dalam menjalankan Inovasi ini maka kami melanjutkannya dengan action di lapangan, tahapannya sebagai berikut :

  • Upgrading/Workshop

Kegiatan Upgrading/Workshop mengawali semua kegiatan yang bersentuhan dengan knowledge dan attitude yang mana diharapkan kegiatan ini mampu  meningkatkan pemahaman dan peran kader IMP saat berada di masyarakat.

  • Pengorganisasian

Melakukan Advokasi kepada Bapak Bupati dengan Pembuatan draft SK Kelembagaan dan Kepengurusan yang nantinya akan di tandatangani oleh Bapak Bupati diakhir tahun dengan memuat tujuan, tugas pokok dan fungsi serta perannya sebagai sebuah Kelembagaan dan Kepengurusan dan akan efektif berlaku diawal tahun berikutnya. Sehingga pada tahun-tahun  yang akan datang Kader tidak lagi bertindak personal tetapi dalam menjalankan program dilapangan sudah dalam konsep kolektif.

  • Pertemuan rutin

Melakukan pertemuan rutin setiap bulannya yang dikemas dalam kegiatan publik earing dalam semua jenjang mulai dari  PKB/PLKB, PPKBD, Sub-PPKBK, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga tersedia wadah untuk menyampaikan informasi/data, bimbingan, pembinaan, evaluasi, pemecahan masalah dan perencanaan program KKBPK di lini lapangan

  •  KIE dan Konseling

Melakukan Praktek KIE dan Konseling langsung ke sasaran sebagai upaya menjaring calon akseptor baru menjadi akseptor MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan penyebar luasan informasi program Kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).

  • Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan Sasaran

Melatih Kader IMP  melakukan kegiatan pencatatan secara rutin bulanan dan sudah siap ikut melaksanakan pendataan keluarga

Bersama-sama Penyuluh KB membuat dan melakukan pemetaan sasaran (demografi, tahapan KS dan sebagainya)

Memahamkan Kader IMP untuk memanfaatkan  hasil pendataan dan peta sasaran bagi kepentingan pembinaan di tingkat wilayahnya

Melakukan intervensi kegiatan-kegiatan di wilayahnya berdasarkan peta PUS (Pasangan Usia Subur) yang dibuat.

Pelayanan Kegiatan

  • Melakukan pelayanan kegiatan yang bersifat pendampingan dan pembinaan dan konseling melalui sistem simulasi tentang :
  1. Pendewasaan Usia Perkawinan, dimana usia ideal bagi pria dan wanita untuk menikah (pria 25 tahun dan wanita 21 tahun), Kesehatan reproduksi, Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit menular seksual lainya, Penyalahgunaan NAPZA dan sebagainya
  2. Pengaturan kelahiran antara lain pemakaian alat kontrasepsi sesuai umur dan kondisi kesehatan ibu, jumlah anak, jarak kelahiran dan umur anak terkecil
  3. Pembinaan Ketahanan Keluarga (BKB, BKR, BKL).
  • Kemandirian

Membangun upaya kemandirian pelaksanaan program dengan cara :

  1. Pendanaan kelompok melalui iuran, dan arisan program.
  2. Mendorong masyarakat sasaran untuk mencipta komunitas terbatas melaui "metode snowball" program

5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat?

Pihak -- pihak yang telah membantu merealisasikan program "Kader IMP Smart" adalah :

  • Bupati  Gowa,   berperan   memberikan   dukungan   baik   secara   moril maupun materil berupa anggaran dalam pelaksanaan program.
  • Sekretaris Daerah Gowa berperan menjadi pemateri dalam kegiatan setiap program dan motivator kepada inovator.
  • Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Gowa, berperan menyusun perencanaan kegiatan dan advokasi kepada mitra/stakeholder terkait program.
  • Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, berperan memfasilitasi dalam hal ketersediaan tenaga medis saat pelayanan KB dilaksanakan,
  • Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana DPC Gowa, berperan melakukan penyebarluasan   informasi dan menjadwalkan kegiatan workshop di kecamatan
  • Kepolisian-Binmas
  • TNI-Babinsa
  • DEPAG=KUA
  • Karang Taruna
  • PKK
  • Perangkat Kecamatan, Kelurahan dan Desa, berperan dalam mobilisasi dan mengoptimalkan capaian program dan inovasi diwilayahnya.

6. Sumberdaya apa saja yang digunakan untuk inovasi pelayanan public ini?

  • Sumber Daya Manusia

            Sumber  daya  manusia  yang  terlibat  dalam  pelaksanaan  program  inovasi "Kader IMP Smart"  terdiri dari beberapa elemen, yaitu :

            Di tingkatan Dinas PP dan KB Kabupaten Gowa yang terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang Dalduk, Kepala Bidang Penggerakan,                 Kepala Bidang KB, Kepala Bidang KS serta para Kasubid memiliki peran sebagai supervisi, analisis, monitoring dan pemateri kegiatan program

            Di tingkat Organisasi ada Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Sedangkan yang berperan dilini lapangan sebagai pemateri dan  

            fasilitator.

            Kader IMP di setiap  wilayah Kecamatan maupun Desa/Kelurahan,  baik  yang  telah mendapatkan pelatihan maupun yang belum, yang juga  

            berperan penting dalam  pelaksanaan  Program  inovasi  "IMP Smart".  Terutama  dalam upaya pelaksanaan metode snowball di masyarakat.

  • Pendanaan

             Dalam mendukung Program Inovasi "Kader IMP Smart" di Dinas PP dan KB sebagai  leading  sector  program  mengajukan  anggaran     

             bersumber dana  dari APBD Kabupaten Gowa. Yang direalisasikan dalam bentuk :

             1. Workshop Bagi penyuluh KB sebanyak 143 orang untuk dapat melakukan pendampingan kepada kader IMP

            2. Monitoring serta evaluasi program ke Kecamatan, Desa/Kelurahan dan kunjungan rumah ke kader

            3. Event Jambore Kader IMP sementara tahap pengusulan sebagai apresiasi atas keberhasilan dan tindak lanjut program Inovasi "Kader IMP  

                Smart"

7. Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil?

Peran dan kompetensi kader IMP meningkat. Semula kader IMP hanya sebatas focus ke pelaksanaan tugas membantu Penyuluh KB dalam rangka melakukan pendataan dan rekap data bulanan namun sekarang Kader IMP telah banyak melakukan hal hal yang terorganisir dan mampu menjadi motor penggerak di wilayahnya masing masing seperti : 

  • Pertemuan rutin

            Telah melakukan pertemuan rutin yang intens ditingkatan PKB/PLKB, PPKBD, Sub-PPKBK, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga belum  

            ada wadah untuk menyampaikan informasi/data, bimbingan, pembinaan, evaluasi, pemecahan masalah dan perencanaan program KKBPK di 

            lini lapangan

  • KIE dan Konseling

            IMP telah mampu berperan sebagai wadah kegiatan penyuluhan, motivasi dan konseling program KKBPK Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan 

            Sasaran.

  • Pelayanan Kegiatan

Telah mampu memaksimalkan pelayanan kegiatan yang bersifat pendampingan dan pembinaan tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), Kesehatan reproduksi, Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit menular seksual lainya, Penyalahgunaan NAPZA dan sebagainya, Pengaturan kelahiran serta Pembinaan Ketahanan Keluarga Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga remaja, Bina Keluarga Lansia (BKB, BKR, BKL)

  • Kemandirian

            Telah terbangun upaya kemandirian didalam melaksanakan program seperti :

            Melakukan Arisan Program dimana dana dikumpulkan atas kesepakatan bersama dan menentukan pula program prioritas yang akan  

            dilaksanakan dengan biaya dari sebagian hasil arisan.

            Melakukan Metode Snowball, dimana para kader IMP melakukan sosialisasi program KKBPK ke masyarakat luas dengan membentuk  

            kelompok/komunitas kecil yang nantinya akan melakukan duplikasi kelompok yang baru.

8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevalauasi inovasi pelayanan publik ini

Dengan diterapkannya program inovasi "Kader IMP Smart" sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini semakin mempermudah dalam pelaksanaan Program KKBPK di lini lapangan, di mana masyarakat tidak lagi bingung jika ada calon akseptor yang belum terlayani masyarakat cukup melapor ke kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) atau Penyuluh KB di lapangan. Akan tetapi monitoring kegiatan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tetap dilaksanakan. Dengan kunjungan ke Balai Penyuluh melakukan pertemuan lengkap tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten masing masing sebulan sekali.

Pada kasus pembentukan kelompok Tribina (BKB, BKR dan BKL), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana melalui Koordinator Tk. Kecamatan (Ka. UPTD), Penyuluh dan Kader IMP serta Kader Tri Bina terjun langsung ke lokasi, guna memonitor secara langsung langkah- langkah pembentukan kelompok dan potensi pengembangannya dan dievaluasi melalui pertemuan desa setiap bulan.

Evaluasi setiap tahun juga dilakukan, untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan dalam setahun serta penyusunan kegiatan untuk tahun berikutnya. Khususnya pada perencanaan pengadaan alat dan obat kontrasepsi. Dan juga pemaparan target kegiatan tahun selanjutnya. Evaluasi tidak hanya per Kecamatan saja, akan tetapi juga per Desa/Kelurahan melalui penyuluh KB di wilayah masing-masing.

Untuk memantau  perkembangan Unmet Need yakni calon akseptor yang tidak sempat/belum mendapatkan penanganan maka diwajibkan membentuk dan melaksanakan pemutakhiran data bulanan setiap bulan nya oleh penyuh dan kader IMP.

Dengan berjalannya inovasi Kader IMP Smart lebih dari setahun sejak masa rintisan hingga masa replikasi seperti saat ini, sistem pemantauan menjadi lebih mudah. Sebab, semua tindakan dalam inovasi seperti komunikasi, informasi dan edukasi, sudah berjalan mandiri.

9. Apa saja kendala utama yang yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi?

     Terdapat  beberapa  kendala  yang  dihadapi  saat  pelaksanaan program  inovasi "Kader IMP Smart" :

  • Mental Kader IMP sangat diuji pada awal pelaksanaan program. Menghadapi keluarga   dan  masyarakat yang  masih memandang sebelah mata Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, serta masih adanya pemahaman dalam masyarakat tentang jumah anak adalah menentukan jumlah rezki. Pendekatan yang dilakukan kadang memerlukan waktu berminggu-minggu hingga mampu teratasi dengan melibatkan Penyuluh KB dan Tokoh Pemerintah dan Masyarakat.
  • Keterbatasan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon) untuk calon akseptor baru dan ulangan sehingga kami mengatasinya dengan membuat perencanaan penggunaan dan kebutuhan alokon bulanan
  • Kesibukan dari masing -- masing stakeholders baik Internal maupun Eksternal karena memiliki kesibukan masing masing berdasarkan tupoksinya hal ini kami selesaikan dengan rembuk bersama tuk menemukan jadwal yang tepat secara bersama yang kemudian melaksanakannya sesuai dengan jadwal masing-masing stakeholder/mitra (metode music jazz).
  • Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi kualitas dan kuantitas sehingga menyulitkan dalam menyeleksi kader yang mampu untuk dibina kami atasi dengan melakukan pre dan post test terhadap apa yang akan menjadi peran dan tuntutan kompetensi yang wajib dimilikinya.
  • Kepedulian publik terhadap masalah pengendalian penduduk dan keluarga berencana masih rendah karena belum dianggap sebagai program prioritas masa depan hal ini kami atasi dengan senantiasa mensosialisasikannya melalui media yang oleh Dinas PP dan KB telah menjalin kerjasama dengan stasiun radio serta dalam semua kegiatan kami selalu menghadirkan wacana kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga.

10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inovasi pelayanan publik ini?

       Internal, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana :

  • Memudahkan pembinaan teknis IMP dalam program KKBPK
  • Memudahkan monitoring dan evaluasi kinerja PKB/PLKB dan Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD).
  • Ketersediaan data yang akurat
  • Program yang tepat sasaran

      Eksternal, Stakeholder/Mitra lingkup Pemerintah Kabuapaten Gowa

  • Memperbaiki data kependudukan yaitu, Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gowa, Menurunkan angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR), menekan kebutuhan ber-kb yang tidak terpenuhi (unmet need), menekan kelahiran yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun), menekan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR).
  • Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan.
  • Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
  • Perbaikan dan peningkatan derajat kesehatan.
  • Terjalinnya kemitraan lintas sektoral.

11. Apa bedanya sebelum ada dan sesudah inovasi pelayanan publik dilakukan 

      Sebelum Adanya Inovasi

  • Sebelum dilaksanakannya Program Inovasi "Kader IMP Smart", masyarakat tidak mengetahui bahwa Program KKBPK bukan hanya tentang dua anak cukup saja seperti tagline KB selama ini.
  • Terbatasnya Peran dan kompetensi kader IMP menjadikan pencapaian tujuan dan pelaksanaan program dilapangan terkesan jalan ditempat.

     Sesudah Adanya Inovasi

     Melalui Program inovasi "Kader IMP Smart", dimulai lah langkah-langkah pelaksanaan program yang melibatkan stakeholder/mitra dan 

     masyarakat local setempat.

     

     Pun, advokasi  ke  tingkat  pembuat  kebijakan  membuahkan  hasil,  setiap tahunnya oleh Dinas PP dan KB menghadirkan Bapak Bupati Gowa   

     beserta beberapa Instansi terkait untuk bertemu langsung dengan para kader IMP sembari memberi motivasi dan semangat dalam menjalankan      

     peran dan kompetesinya di lapangan selain dengan digelontorkan sejumlah anggaran agar kiranya Program inovasi "Kader IMP Smart" dapat 

     berjalan lebih maksimal, yang meskipun pelan tapi pasti dan tetap dijalankan.

     Melalui program inovasi "Kader IMP Smart", semakin meningkatkan pemahaman  masyarakat pada Konsep dan program KKBPK di kabupaten 

     Gowa. Masyarakat tidak lagi menjadikan jumlah anak sebagai ukuran keberhasilan tapi lebih kepada peningkatan kualitas danpembangunan 

     kesejahteraan keluarga. 

12. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik

Pembelajaran pertama adalah bahwa perubahan yang terkesan mustahil pun bisa dilakukan. Dengan pemberdayaan masyarakat local (Kader IMP) serta pelibatan stakeholder/mitra seperti seperti dari Dinas Kesehatan (Puskesmas), Kepolisian, TNI, Karang Taruna, PKK, KUA  yang sebelumnya tidak terorganisisr maka dengan adanya inovasi ini mampu berjalan dan mandiri serta menjadi gaya hidup baru dalam masyarakat dalam memandang keluarga sebagai pusat harapan masa depan.

Selain  itu,  pembelajaran  kedua  adalah  perubahan  pola  pikir.  Untuk menyukseskan  suatu  program baru,  bukan  sekadar membenahi  teknis.  Teknis justru relatif mudah dilakukan. Misalnya, dengan menggelar beberapa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Masalahnya memang bukan   teknis.   Melainkan   pola   pikir.   Mengubah   pola   pikir   tidak   gampang. Terutama  bagi  para  Kader IMP yang  harus  menguasai semua jenis peran dan kompetensinya.

Yang juga tidak kalah penting setelah dua pembelajaran di atas adalah pada mindset tentang banyak anak banyak rejeki. Kesuksesan  program  inovasi  " Kader IMP Smart" ini sangat banyak memberi pembelajaran karena mampu menggeser apa yang telah menjadi pemahaman masyarakat secara turun temurun dapat diubah sedikit demi sedikit namun pasti. Sehingga sejak awal rintisan inovasi ini hingga  sekarang telah memberikan sangat banyak pengalaman, pelajaran serta pembelajaran di dalamnya.

13. Apakah inovasi pelayanan publik ini berkelanjutan dan direplikasi

Program  inovasi  "Kader IMP Smart" bukan hanya  sekedar Program inovasi sesaat. Melainkan program ini merupakan program yang terus berkelanjutan. Sebab, kebutuhan masyarakat akan Keluarga Berencana dan Keluarga Berkualitas adalah kebetuhan berkelanjutan. Dan tujuan utama dari program inovasi "Kader IMP Smart" adalah mewujudkan masyarakat Gowa yang berkualitas, mandiri dan berdaya saing dengan keluarga yang berkualitas serta menjawab Indonesia Emas 2045.

Saat  ini  "Kader IMP Smart" dalam  fase  pemberdayaan  masyarakat local melalui pembentukan Kader IMP Smart Tingkat Kecamatan dan Tingkat Kabupaten Gowa yang bertujuan adanya koordinasi disemua tingkatan dalam rangka monitoring terhadap kegiatan kader IMP dilapangan tetap terpantau.

Berikut rencana replikasi jangka menengah dan jangka panjang inovasi Kader IMP Smart sebagai program berkelanjutan :

      Jangka Menengah

  • Terbentuknya Kelembagaan dan Kepengurusan Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) sebagai wadah kegiatan, di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya pertemuan rutin sebagai sarana pembagian informasi dan evaluasi terhadap berbagai masalah antar PPKBD, Sub-PPKBK, tokoh agama, tokoh masyarakat, di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya kegiatan KIE dan Konseling untuk mendapatkan pelayanan KB yang bermutu di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.
  • Tersedianya data C1/Des/Dal untuk dilaporkan ke PKB/PLKB pengelola Program KB di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/Kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya pembinaan Ketahanan Keluarga (BKB, BKR, BKL) di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.
  • Terciptanya kemandirian kelompok kader IMP melalui iuran dan arisan di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya kegiatan peningkatan Pemahaman dan Peran Kader IMP melaui Workshop dan pemberian Smart Book ke kader di Kecamatan Bontomarannu dan masing-masing 1 (satu) Desa/kelurahan di 18 Kecamatan se Kabupaten Gowa.

     Jangka Panjang

  • Terbentuknya Kelembagaan dan Kepengurusan Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) sebagai wadah kegiatan disemua Desa/Kelurahan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya pertemuan rutin sebagai sarana pembagian informasi dan evaluasi terhadap berbagai masalah antar PPKBK, Sub-PPKBK, tokoh agama, tokoh masyarakat, se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya kegiatan KIE dan Konseling untuk mendapatkan pelayanan KB disemua Desa/Kelurahan se Kabupaten Gowa.
  • Tersedianya data C1/Des/Dal untuk dilaporkan ke PKB/PLKB pengelola Program KB disemua Desa/Kelurahan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya pembinaan Ketahanan Keluarga (BKB, BKR, BKL) disemua Desa/Kelurahan se Kabupaten Gowa.
  • Terciptanya kemandirian kelompok kader IMP melalui iuran dan/atau arisan disemua Desa/Kelurahan se Kabupaten Gowa.
  • Terlaksananya kegiatan peningkatan Pemahaman dan Peran Kader IMP melaui Workshop dan Simulasi serta  pemberian Smart Book ke kader di Kabupaten Gowa.
  • Terbentuknya Forum Komunikasi Kader IMP Tingkat Kabupaten
  • Tersedianya rumah baca di Tingkat Kecamatan se Kabupaten Gowa.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun