Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Strukturalisme untuk Menemukan Pola dalam Bahasa, Budaya, dan Masyarakat

17 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   06:15 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Claude Levi Strauss, salah satu pemikir penting Strukturalisme.(Image source: Anthropologyreview.org)

Para pemikir poststrukturalis seperti Jacques Derrida dan Michel Foucault menantang gagasan ini. Mereka berpendapat bahwa struktur tidak tetap atau universal, tetapi selalu dalam keadaan berubah. Derrida, misalnya, menunjukkan bahwa makna tidak pernah sepenuhnya stabil, karena tanda-tanda selalu memiliki banyak lapisan makna yang saling bertentangan.

Foucault, di sisi lain, mengarahkan perhatian pada hubungan antara struktur dan kekuasaan. Ia menunjukkan bagaimana struktur sosial sering kali menciptakan dan mempertahankan hierarki kekuasaan, sehingga tidak semua elemen dalam masyarakat memiliki hubungan yang setara.

 Mengapa Strukturalisme Relevan?

Meskipun ada kritik, strukturalisme tetap relevan karena ia membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih kompleks. Dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung melihat hal-hal secara terpisah atau terisolasi. Strukturalisme mengajarkan kita untuk melihat hubungan antara elemen-elemen ini, dan bagaimana mereka membentuk pola yang lebih besar.

Misalnya, ketika kita menonton film, kita sering kali terpaku pada ceritanya. Strukturalisme membantu kita melihat bagaimana elemen-elemen seperti plot, karakter, dan simbol bekerja bersama untuk menciptakan makna. Dalam kehidupan sosial, pendekatan ini membantu kita memahami bagaimana institusi seperti keluarga, agama, atau pasar membentuk cara kita berpikir dan bertindak.

Strukturalisme juga mengajarkan kita untuk lebih kritis terhadap budaya. Ia menunjukkan bahwa apa yang tampak "alami" atau "normal" sering kali merupakan konstruksi sosial yang mencerminkan nilai-nilai tertentu. Dengan memahami struktur ini, kita dapat mulai mempertanyakan dan, jika perlu, mengubahnya.

 Lensa Bahasa dan Masyarakat

Strukturalisme adalah lensa yang membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih mendalam dan terhubung. Dari bahasa hingga mitos, dari budaya populer hingga institusi sosial, pendekatan ini mengungkap pola-pola tersembunyi yang membentuk cara kita memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Pemikir seperti Claude Lvi-Strauss dan Roland Barthes telah menunjukkan bahwa hidup manusia adalah jaringan makna yang kompleks, di mana setiap elemen saling terkait. Meskipun tidak memberikan jawaban yang pasti, strukturalisme mengajarkan kita untuk terus mencari pola, mengajukan pertanyaan, dan memahami bagaimana hubungan antara elemen-elemen ini menciptakan makna dalam hidup kita.

Dalam dunia yang semakin kompleks, pendekatan ini tetap relevan, membantu kita menemukan cara baru untuk memahami dan menavigasi hubungan kita dengan budaya, masyarakat, dan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun