Para pemikir poststrukturalis seperti Jacques Derrida dan Michel Foucault menantang gagasan ini. Mereka berpendapat bahwa struktur tidak tetap atau universal, tetapi selalu dalam keadaan berubah. Derrida, misalnya, menunjukkan bahwa makna tidak pernah sepenuhnya stabil, karena tanda-tanda selalu memiliki banyak lapisan makna yang saling bertentangan.
Foucault, di sisi lain, mengarahkan perhatian pada hubungan antara struktur dan kekuasaan. Ia menunjukkan bagaimana struktur sosial sering kali menciptakan dan mempertahankan hierarki kekuasaan, sehingga tidak semua elemen dalam masyarakat memiliki hubungan yang setara.
 Mengapa Strukturalisme Relevan?
Meskipun ada kritik, strukturalisme tetap relevan karena ia membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih kompleks. Dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung melihat hal-hal secara terpisah atau terisolasi. Strukturalisme mengajarkan kita untuk melihat hubungan antara elemen-elemen ini, dan bagaimana mereka membentuk pola yang lebih besar.
Misalnya, ketika kita menonton film, kita sering kali terpaku pada ceritanya. Strukturalisme membantu kita melihat bagaimana elemen-elemen seperti plot, karakter, dan simbol bekerja bersama untuk menciptakan makna. Dalam kehidupan sosial, pendekatan ini membantu kita memahami bagaimana institusi seperti keluarga, agama, atau pasar membentuk cara kita berpikir dan bertindak.
Strukturalisme juga mengajarkan kita untuk lebih kritis terhadap budaya. Ia menunjukkan bahwa apa yang tampak "alami" atau "normal" sering kali merupakan konstruksi sosial yang mencerminkan nilai-nilai tertentu. Dengan memahami struktur ini, kita dapat mulai mempertanyakan dan, jika perlu, mengubahnya.
 Lensa Bahasa dan Masyarakat
Strukturalisme adalah lensa yang membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih mendalam dan terhubung. Dari bahasa hingga mitos, dari budaya populer hingga institusi sosial, pendekatan ini mengungkap pola-pola tersembunyi yang membentuk cara kita memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.
Pemikir seperti Claude Lvi-Strauss dan Roland Barthes telah menunjukkan bahwa hidup manusia adalah jaringan makna yang kompleks, di mana setiap elemen saling terkait. Meskipun tidak memberikan jawaban yang pasti, strukturalisme mengajarkan kita untuk terus mencari pola, mengajukan pertanyaan, dan memahami bagaimana hubungan antara elemen-elemen ini menciptakan makna dalam hidup kita.
Dalam dunia yang semakin kompleks, pendekatan ini tetap relevan, membantu kita menemukan cara baru untuk memahami dan menavigasi hubungan kita dengan budaya, masyarakat, dan diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H