Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Strukturalisme untuk Menemukan Pola dalam Bahasa, Budaya, dan Masyarakat

17 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   06:15 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Claude Levi Strauss, salah satu pemikir penting Strukturalisme.(Image source: Anthropologyreview.org)

 Roland Barthes: Strukturalisme dan Budaya Populer

Jika Lvi-Strauss fokus pada mitos tradisional, Roland Barthes membawa strukturalisme ke ranah budaya populer. Barthes adalah seorang kritikus sastra dan semiotik yang menggunakan pendekatan struktural untuk menganalisis bagaimana makna diciptakan dalam teks-teks modern, termasuk iklan, film, dan mode.

Dalam bukunya, Mythologies, Barthes menunjukkan bagaimana budaya populer dipenuhi dengan "mitos modern" yang berfungsi untuk memperkuat nilai-nilai tertentu dalam masyarakat. Ia tidak melihat mitos sebagai kebohongan, tetapi sebagai cara tertentu untuk menata makna dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, Barthes menganalisis citra petinju di majalah. Baginya, petinju bukan hanya seorang atlet, tetapi simbol dari perjuangan, kekuatan, dan heroisme. Citra ini mencerminkan nilai-nilai tertentu dalam masyarakat yang mengagungkan kompetisi dan keberanian. Barthes menunjukkan bahwa makna ini tidak bersifat alami, tetapi diciptakan oleh struktur budaya.

Pendekatan Barthes membantu kita memahami bahwa hal-hal yang tampaknya biasa atau alami dalam budaya sebenarnya penuh dengan makna yang dikonstruksi. Sebuah iklan parfum, misalnya, tidak hanya menjual produk tetapi juga menjual mimpi, identitas, atau aspirasi tertentu. Dengan menganalisis struktur tanda-tanda ini, kita dapat melihat bagaimana budaya memengaruhi cara kita berpikir dan merasa.

 Strukturalisme dalam Sastra dan Seni

Strukturalisme juga memiliki dampak besar dalam studi sastra dan seni. Pendekatan ini menekankan bahwa sebuah teks sastra tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari jaringan makna yang lebih besar.

Misalnya, sebuah novel tidak hanya dapat dilihat sebagai cerita individu, tetapi juga sebagai bagian dari genre tertentu yang memiliki pola dan konvensi tertentu. Sebuah novel detektif, misalnya, hampir selalu melibatkan kejahatan, penyelidikan, dan pengungkapan kebenaran. Strukturalisme membantu kita memahami bagaimana pola-pola ini menciptakan harapan dan makna dalam teks sastra.

Dalam seni visual, strukturalisme digunakan untuk menganalisis bagaimana elemen-elemen seperti warna, bentuk, dan komposisi bekerja bersama untuk menciptakan efek tertentu. Sebuah lukisan bukan hanya tentang apa yang digambarkan, tetapi tentang bagaimana elemen-elemen visual diatur dalam struktur yang bermakna.

 Kritik terhadap Strukturalisme

Meskipun strukturalisme telah memberikan wawasan yang berharga, ia juga menghadapi kritik. Salah satu kritik utama adalah bahwa pendekatan ini cenderung mengabaikan subjektivitas dan dinamika perubahan. Strukturalisme sering kali dilihat terlalu mekanis, seolah-olah manusia hanya "diprogram" oleh struktur sosial dan budaya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun