Filsafat praktis
Nelson Mandela, seorang tokoh yang dikenal karena perjuangannya melawan apartheid di Afrika Selatan, adalah contoh nyata dari penerapan prinsip-prinsip stoik dalam kehidupan nyata. Selama 27 tahun dipenjara, Mandela tetap tegar dan tidak kehilangan harapan. Ia menggunakan waktu di penjara untuk merenung, belajar, dan memperkuat keyakinannya tentang keadilan dan kebebasan.
Mandela percaya bahwa kendali atas reaksinya terhadap situasi yang tidak adil adalah kunci untuk bertahan hidup dan pada akhirnya mencapai tujuannya. Sikapnya yang tenang dan tegar mencerminkan ajaran stoik tentang pentingnya mengendalikan emosi dan fokus pada hal-hal yang berada di bawah kendali kita.
Kedua, Viktor Frankl, seorang psikiater dan penyintas Holocaust, menulis buku terkenal "Man's Search for Meaning" yang mengeksplorasi bagaimana orang bisa menemukan makna dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Frankl menemukan bahwa mereka yang mampu bertahan hidup di kamp konsentrasi adalah mereka yang menemukan makna dalam penderitaan mereka, apakah itu melalui cinta, keyakinan spiritual, atau visi tentang masa depan.
Pendekatan Frankl yang eksistensialis mengajarkan bahwa bahkan dalam keadaan yang paling suram, kita memiliki kebebasan untuk memilih sikap kita terhadap penderitaan dan menemukan makna di dalamnya. Ini sejalan dengan ajaran eksistensialisme tentang pentingnya menciptakan makna kita sendiri dalam menghadapi ketidakpastian.
Seni Merangkul Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari
Menghadapi ketidakpastian dalam hidup adalah tantangan yang tak terelakkan. Namun, memanfaatkan filsafat sebagai alat pemikiran, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang masalah yang kita hadapi dan mengembangkan cara-cara yang lebih bijaksana dan efektif untuk mengatasinya. Filsafat tidak hanya membantu kita dalam memahami fenomena sebelum mencari solusi praktis, tetapi juga memberikan kita kekuatan mental dan emosional untuk menghadapi tantangan dengan tenang dan penuh makna.
Dalam kata-kata Albert Einstein, ketika kita sudah mendefinisikan masalah kita secara mendalam, berarti kita sudah menyelesaikan sebagian masalah tersebut. Dengan memanfaatkan filsafat, kita belajar untuk tidak hanya mencari solusi cepat, tetapi juga untuk memahami dan merenungkan masalah secara lebih mendalam, sehingga kita dapat menemukan solusi yang lebih berkelanjutan dan bermakna. Ini adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bijaksana, penuh makna, dan harmonis meskipun di tengah ketidakpastian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI