Eksistensialisme, sebuah aliran filsafat yang populer di abad ke-20, menawarkan cara lain untuk menghadapi ketidakpastian. Filsuf eksistensialis seperti Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir, dan Albert Camus mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang makna hidup, kebebasan, dan tanggung jawab individu.
Dalam karya Camus, "The Myth of Sisyphus," ia menggunakan mitos Yunani tentang Sisyphus yang dihukum untuk mendorong batu besar ke atas bukit hanya untuk melihatnya bergulir kembali ke bawah. Camus menganggap perjuangan Sisyphus sebagai metafora untuk kondisi manusia yang terus mencari makna dalam kehidupan yang tampaknya absurd dan tanpa tujuan. Namun, Camus juga menyimpulkan bahwa kita harus membayangkan Sisyphus bahagia, karena dalam perjuangannya yang tanpa akhir, Sisyphus menemukan kebebasan dan makna.
Eksistensialisme mengajarkan bahwa ketidakpastian adalah bagian dari kondisi manusia, dan bahwa kita harus menciptakan makna dan tujuan kita sendiri dalam menghadapi ketidakpastian tersebut. Dengan menerima bahwa tidak ada jawaban pasti atau tujuan akhir yang diberikan, kita memperoleh kebebasan untuk menentukan arah hidup kita sendiri.
 Filsafat Timur, dengan Pendekatan Holistik terhadap Ketidakpastian
Filsafat Timur, seperti ajaran Buddha dan Taoisme, juga menawarkan wawasan yang mendalam tentang bagaimana menghadapi ketidakpastian. Buddha, misalnya, mengajarkan bahwa penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan jalan untuk mengatasi penderitaan adalah melalui pemahaman yang mendalam tentang sifat realitas dan pengembangan kebijaksanaan serta kasih sayang.
Ajaran Buddha menekankan konsep anicca (ketidak-kekalan), yang berarti bahwa segala sesuatu dalam kehidupan adalah sementara dan selalu berubah. Dengan menerima ketidak-kekalan ini, kita bisa melepaskan keterikatan kita pada hal-hal yang bersifat sementara dan menemukan kedamaian dalam menjalani hidup yang penuh ketidakpastian.
Taoisme, yang didirikan oleh Laozi, juga menekankan pentingnya harmoni dengan alam dan menerima perubahan sebagai bagian dari aliran kehidupan. Prinsip wu wei, yang berarti "tidak bertindak" atau "bertindak tanpa usaha," mengajarkan kita untuk tidak melawan arus kehidupan, tetapi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan ketidakpastian dengan cara yang alami dan spontan.
Â
Manfaat Praktis Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari
Menerapkan filsafat dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan berbagai manfaat praktis, terutama dalam menghadapi ketidakpastian dan masalah yang rumit. Pertama, Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan. Filsafat membantu kita untuk berpikir lebih kritis dan reflektif, sehingga kita bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana. Dengan memahami berbagai perspektif dan mempertanyakan asumsi-asumsi dasar, kita dapat menghindari keputusan yang terburu-buru atau didasarkan pada informasi yang tidak lengkap. Kedua, Pengendalian Emosi. Ajaran stoikisme, misalnya, mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang berada di luar kendali kita. Ini sangat membantu dalam mengurangi stres dan kecemasan yang sering kali muncul akibat ketidakpastian.Â
Ketiga, Penemuan Makna. Aliran Eksistensialisme mengajarkan bahwa kita harus menciptakan makna kita sendiri dalam hidup. Dengan menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang memberi kita kebahagiaan dan tujuan. Keempat, menawarkan Keharmonisan dengan Alam. Filsafat Timur, seperti ajaran Taoisme, mengajarkan pentingnya hidup selaras dengan alam dan menerima perubahan sebagai bagian dari aliran kehidupan. Ini membantu kita untuk lebih fleksibel dan adaptif dalam menghadapi situasi yang tidak menentu.