Identitas Novel
Judul Novel         : Ubur Ubur Lembur
Penulis             : Raditya Dika
Genre              : Non-fiksi Komedi
Penerbit            : Gagasmedia
Tahun Terbit         : 2018
Tebal Buku          : 240 Halaman
Harga Buku         : IDR 66.000
Semenjak terbitnya buku Koala Kumal tiga taun kemudian pada tanggal 1 februari 2018 Raditya Dika resmi meluncurkan buku terbarunya yang berjudul Ubur-ubur Lembur. Sudah seperti menjadi ciri khas, dari buku yang di terbitkan oleh Raditya Dika selalu di setiap judulnya menggunakan nama binatang, di bukunya ini pun Dika  mengajak kita semua untuk menertawakan kehidupan lewat kesialan-kesialannya.
Sama dengan buku-buku yang radit keluarkan sebelumnya, Ubur-ubur Lembur merupakan Kumpulan cerita pendek yang berisi kisah pengalaman hidup Raditya Dika. Alasan mengapa Raditya Dika menulis buku ini ada hal yang memotivasinya adalah karena ia merasa apa yang di tulisnya merupakan hal penting yang harus di baca oleh orang banyak. Melalui 14 cerita pendek yang ada dalam buku ini, Raditya Dika membagikan berbagai macam kegelisahan yang pernah dilaluinya dan apa yang ia dapatkan melalui pengalaman pengalaman tersebut.
Sinopsis Novel Ubur Ubur Lembur
Buku ini ditulis berdasarkan kegelisahan yang dirasakan oleh seorang Raditya Dika, karena dengan waktu yang semakin lama semakin terbatas, maka menulis menjadi sebuah kemewahan baginya. hingga suatu sore Radit diundang ke suatu acara yaitu Ubud Writers & Readers Festivals, dalam acara tersebut ia bertemu dengan seorang Komedian asal Australia yang tidak disebutkan namanya. Dan dari obrolan mereka berdua, akhirnya Radit kembali memutuskan untuk menulis, lalu setelah pulang dari acara tersebut ditulislah Draf pertama Ubur-Ubur Lembur ini, dan Novel ini pun menceritakan tentang pengalaman Raditya Dika yang belajar hidup dari apa yang dia cintai, Ubur-Ubur Lembur pun adalah sebuah filosofi dari Radit yang menganggap orang yang bekerja kantoran tidak sesuai dengan minat dan bakatnya itu seperti seekor Ubur-Ubur Lembur, lemah dan lunglai karena hanya hidup mengikuti arus, bekerja lembur hingga malam hari tapi tidak bahagia dan tidak menemukan sesuatu hal yang bisa memberikan arti dalam hidup mereka. Dan Radit pun tidak mau menjadi seekor Ubur-Ubur Lembur, Radit ingin bisa berjalan menggunakan dua kakinya dan Radit pun percaya bahwa jika kita hidup dari apa yang kita cintai maka kita akan mencintai hidup kita. Seperti sebuah istilah dalam bahasa Inggris yaitu Do What You Love and Love What You Do.
Alur/Plot
Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur maju mundur
-Menceritakan tentang perjalanan hidup seorang Raditya Dika yang dimulai dengan suatu konflik percintaaan antara 2 orang temannya yang bernama Adri dan Sally yang kemudian dapat terselesaikan setelah dibantu oleh Raditya Dika. - -Kemudian terjadi lagi suatu konflik percintaan antara 2 temannya yang bernama Naya dan Guntur yang juga terselesaikan di Kebun Binatang Ragunan.
-Kemudian Radit menceritakan tentang kisah-kisah percintaan dan bagaimana mereka berpisah. Pada suatu hari ketika Radit di sebuah restoran ia melihat cowok dari mantan pacarnya yang membuat ia bbersembunyi walaupun pada akhirnya tetap ketahuan
- Setelah menjadi Artis Radit pun mengetahui tentang gerak-gerik orang yang ingin berfoto dengannya, namun karena terlalu percaya diri ia sampai salah dalam menebak, padahal orang yang ditebak itu sedang ingin menemui gurunya.
- Kembali ke masa lalu tepatnya masa kecil ketika menjelang masuk sd, Radit pernah tinggal di jepang karna mengikuti ibunya
-Pada masa sekolah dasar mempunyai seorang teman yang bernama Raja, ia sangat ditakuti disekolah,namun Radit tetap berteman dengannya, Radit juga berteman dengan orang asing yang tinggal di sekitar rumahnya. - Kembali ke masa ketika Raditya Dika melakukan shooting film, Radit melakukan shooting film di tempat-tempat yang bermacam-macam salah satunya adalah di gunung Halimun. Radit berubah dari orang yang tidak percaya hantu menjadi percaya.
Gaya Penulisan
Salah satu kekuatan utama dari novel Ubur Ubur Lembur adalah gaya penulisan Raditya Dika. Penulis menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tetapi tetap merangkai kata-kata dengan cermat untuk menciptakan efek komik. Gaya penulisan yang unik ini membuat novel ini jauh dari membosankan dan membuat pembaca terus terpaku pada ceritanya.
Raditya Dika juga menggunakan banyak dialog dalam novel ini, yang membuat cerita terasa lebih hidup dan dinamis. Dialog-dialog tersebut menghadirkan karakter-karakter yang kuat dan menghibur, serta menggambarkan interaksi antara mereka dengan sangat baik. Pembaca akan merasa seolah-olah mereka sedang mengikuti percakapan yang nyata.
Tidak hanya itu, novel Ubur Ubur Lembur juga dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang menggambarkan situasi dan karakter dengan baik. Ilustrasi ini memberikan sentuhan visual pada cerita dan membuat pembaca semakin terlibat dalam alur cerita.
Kelebihan Novel Ubur Ubur Lembur
Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan sehingga kita dapat mengerti maksud yang ingin disampaikan. Dan karena buku ini diangkat dari kisah nyata, sudah tentu kita semua sebagai Manusia dapat belajar dan mengambil nilai positif didalamnya, bahwa hidup adalah sesuatu yang berharga untuk dijalani dan dinikmati juga disyukuri, namun alangkah lebih bahagia apabila kita dapat menjalani hidup sesuai dengan passion yang kita miliki, agar kita merasa nyaman dan tidak terbebani sehinga tertawa pun selalu dapat menghiasi setiap detik yang berharga dalam hidup yang dijalani.
Kekurangan Novel Ubur Ubur Lembur
Dalam buku ini, tentu saja karena sang penulis adalah seorang Stand-Up Comedian, jadi banyak diselipkan banyolan-banyolan yang sebenarnya agak sulit untuk dimengerti, karena hanya menggunakan bahasa-bahasa singkat yang tidak baku tanpa memperhatikan Ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan dalam buku ini juga terdapat istilah kasar yang sebenarnya bisa diganti dengan kata-kata yang lebih halus, agar anak-anak pun dapat membacanya dengan aman dan nyaman.
Kesimpulan
Novel Ubur Ubur Lembur adalah karya yang menghibur dan menghadirkan cerita yang segar dengan sentuhan humor. Gaya penulisan Raditya Dika yang unik membuat novel ini berbeda dan menarik untuk dibaca. Dalam cerita ini, kita akan tersenyum, tertawa, dan juga merenung. Jika Anda mencari bacaan yang ringan namun bermakna, novel Ubur Ubur Lembur adalah pilihan yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H