"nyenyenyenye... bacot banget." Gumam Abel sambil menggosok giginya.
Sekarang. Afin seperti jompo yang berjalan bak siput, YA SANGAT LAMBAT! tapi ini memang benar-benar membuatnya kesakitan uhh. Dia ganti baju pun sangat lambat tetapi berusaha untuk dipercepat karena dia telah dikejar waktu jam kelas pagi.
"Aww aduhh, anjirrr sakit banget tulang ekor ku huwaaaa." Rintihannya setiap kali tulangnya digerakkan.
"Hmmmm, sudah dapat dipastikan aku pasti telat nih, ihh malas aku jika pergi sekolah dengan kondisi seperti ini, apa kata semua orang nanti, tapi........ kalau aku tidak masuk, celaka lah aku duhhhh repot banget." Dia bergumam dengan suara yang mungkin saja bisa di dengar oleh orang-orang disekitar luar kamarnya hihihi.
Setelah beberapa detik dia berfikir, akhirnya dia memutuskan berangkat dengan sopir nya. Dia mencoba menghubungi Papanya untuk mengirim sopir ke apartemennya. Biasanya dia selalu berangkat sendiri menggunakan mobil mahalnya. Tetapi, sekarang dengan terpaksa dia meminta bantuan sopir untuk mengantarkannya sekolah, sebenarnya dia tidak menyukai hal tersebut.
Afin telah sampai di sekolah dalam keadaan terlambat. Dia berjalan dengan kaki pincangnya langsung menuju ke kamar mandi dan ternyata teman-temannya, Abel dan Anna sudah berada di situ sebelumnya. Tetap saja, meskipun telah sampai di sekolah pun mereka enggan untuk masuk kelas mengikuti pelajaran, itu adalah hal biasa yang mereka lakukan dan semua teman kelasnya juga mengetahui hal tersebut. Mereka bertiga, khususnya Afin tidak takut jika ada guru yang mengetahui kenakalannya, karena orang tua Afin memiliki peran besar di sekolah tersebut. Karena hal itu, mereka bisa melakukan hal apapun semaunya, huft.
"Wahh.. udah jam istirahat nih, ayok ke kantin aku udah laper banget." Ucap Anna dengan wajah memelas sambal memainkan rambutnya.
"Huu gercep amat lo kalo urusan makan!" Kata Abel dengan melirik sinis ke Anna.
Akhirnya, di jam istirahat pertama ini mereka memutuskan untuk pergi ke kantin. Seperti biasa, di meja makan mereka hanya boleh ada mereka saja, tanpa ada anak-anak lain yang bergabung dengan mejanya. Mereka memesan banyak makanan mahal dan menu-menu baru disana.
"Wawww asikk makan enak kita hari ini, ditrkatir sama bu bos besar kita hehehe." Canda Anna sambal melirik kearah Abel seakan memberi isyarat.
"Ohh pasti dong yaa, teman kita yang satu ini kan royal bangett, uangnya banyak, masak iya sih gamau nraktir, anehh dong yaa WKWKW",Â
Tambah Abel dengan gaya sarkasmenya karena dia paham bahwa Afin suka akan pujian sehingga akan dengan mudahnya memberikan apa yang diingankan mereka.
"Iyaaiyaa, udah makan sepuas kalian deh." Afin berbicara dengan santainya.