Bulan telah berguling berganti peran dengan matahari. Hari kemarin telah usai, saatnya hari ini mulai berjuang kembali. Di kota metropolitan yang padat mengharuskan semua orang bergelut dengan realita kehidupan. Disana ada banyak bangunan tinggi yang berdiri menjulang ke langit. Ada sebuah bangunan tinggi paling elit seantero Jakarta yaitu sebuah apartemen yang bernama "Keraton Residence". Hanya orang kalangan atas yang dapat tinggal disana, salah satunya dia, seorang putri Direktur perusahaan ternama. Finlaily Anastasya alias Afin, yaaa itulah namanya, seorang gadis kaya raya yang bergelimang harta serta bisa membeli segalanya.
Jam dinding telah menunjukan pukul 4.30 AM dan Afin sudah terjaga di tepi jendela. Tidak biasanya dia terbangun di jam segini, hal tersebut terjadi karena dia sedang mimpi buruk yang membuatnya terkejut dalam tidur. Matahari masih saja malu-malu menampakkan kecantikannya, cuaca subuh yang khas menenangkan hati. Tetapi, tidak dengan kota metropolitan ini, suasana semi terang ini pun sudah bercampur dengan polusi. Jadi dia berfikir bahwa matahari tak mau lekas muncul karena enggan dengan kotanya ini, hufttt. Btw, dia berada di apartemen yang paling atas ini membuatnya seperti cenayang yaa yang mengerti isi hati penduduk tata surya itu xixixi.
Hampir sudah seabad dia melamun di jendela itu, sampai akhirnya dia tersadar karena ada sebuah panggilan suara whatsapp dari gawainya,
"WOI FIN, UDAH JAM BERAPA INI MANA LO KOK GA MUNCUL DI KELAS, JANGAN BILANG LO MAU BOLOS LAGI YE." Suara ngegas ciri khas Abel, dia salah satu sahabat Afin yang sangat kasar dan ceplas - ceplos. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Anna, juga sahabat lain Afin yang super lemot.
"Iyaa loh fin, kamu kok belum berangkat si, hari ini di kantin kita ada menu baru yang enak lo hehe." Ucap Anna dengan polosnya ditambah suara cekikikan Abel yang menahan tawa karena ulah Anna.
"Whatss???? OMG!! gue belum ngapa - ngapain di jam segini?? WAIT GUYS, gilaaa gue mau mandi dulu." Matanya terbelalak hampir copot dan dia berlari kalang kabut sampai pada akhirnya "BRUKKKK.....!!!!"
"Arghhhhh, siall!" Teriak frontal Afin yang terjatuh tepat di depan kamar mandi.
"HAHAHAAH, WOI FIN NGAPAIN SI LO BERISIK BANGET, JATUH LO YA HAHAHA." Suara Abel dengan nada sedikit mengejek.
"Iiiihh.... Afin-Afin, itu suara apa? Lo gapapa kan?" Tanya Anna panik.
"Anjir diem kalian, sakit nih! dahlah matiin telfonnya, kalian cuma buat gue panik aja, awas kalian ye!" Nada Afin dengan geram sambil merintih kesakitan.
"HAHAHA PAAN SI LO, LO AJA YANG PANIKAN HAHAHA!! CEPETAN LOH YA KALAU MANDI, UDAH JAM SEGINI KITA JAM PERTAMA PAK RAGIL LOH, MAMPUS LO KALO TELAT." Teriakan Abel karena Afin sudah di dalam kamar mandi.