Mohon tunggu...
Thorina Media
Thorina Media Mohon Tunggu... Lainnya - Yayasan Thoriqotun Najah Malang

Lembaga Pendidikan Yayasan Thoriqotun Najah Malang, terdiri dari 1) Pondok Pesantren Thoriqotun Najah; 2) Madrasah Diniyah Takmiliyah Thoriqotun Najah; 3) SMP Thoriqotun Najah; 4) MA Thoriqotun Najah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Magicis Historia oleh Tiara Wulandari, S.Pd.

7 Agustus 2024   13:42 Diperbarui: 7 Agustus 2024   13:58 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku tidak melihat Henry padahal aku sudah menyiapkan mantra untuk memberi pelajaran karena selalu mengusiliku dengan sihirnya itu. Sesampainya di rumah aku langsung istirahat karena besok pagi-pagi sekali aku akan ke rumah Kek Allan lagi untuk menemani dan membantu pekerjaannya.

Tidak terasa mentari telah terbit dan aku bergegas berangkat ke rumah Kek Allan dengan membawa beberapa masakanku untuk sarapan bareng dengannya. Pada saat aku datang dia berkata "Kebetulan sekali kau datang kemari Eca, ada hal penting yang ingin kuberitahu padamu dan seluruh penyihir disini", "Apa itu kek kelihatanya penting sekali" jawabku, lalu kakek mengatakan "Iya, yang pertama catatan mantra penghilang kutukanku tiba-tiba hilang entah kemana atau aku yang lupa menaruhnya disuatu tempat dan satu lagi ini mengenai manusia biasa aku merasakan akan ada satu manusia yang dapat menembus pembatas yang telah kubuat untuk memisahkan manusia biasa dan penyihir disini". Setelah panjang kali lebar cerita dari kakek bahwa manusia biasa akan melakukan uji coba pada salah satu orang dan akan membuat manusia itu jadi penyihir sama seperti kita. 

Setelah berbincang mengenai hal itu saat hendak pulang aku berpapasan dengan Henry tidak ada hal lain lagi selain mengganggu orang ketika melihatku dia secepat mungkin mengayunkan tongkatnya dan berkata "Aranea" lalu muncullah jaring laba-laba yang besar menuju ke arahku, namun sebelum jaring itu melilit ke tubuhku aku langsung bilang "Impedio" bersamaan dengan mengayunkan tongkat untuk menghindari sihir Henry.

Dia terlihat kaget dan berkata "Wow fantastic, Eca kau sudah bisa menggunakan sihir dengan benar sekarang" dengan nada mengejek, lalu aku menjawab "Tentu saja Henry kenapa gak bisa? aku ini kan juga seorang penyihir sama sepertimu" dengan menunjukkan senyuman menyeringai ke arahnya. Tanpa berkata sepatah kata lagi ia buru- buru pergi saat kutanya dia hanya menjawab singkat bahwa akan pergi ke Gunung Maxima. 

Sesampainya di rumah aku berpikir untuk apa dia pergi kesana, Henry dari kecil memang anak yang susah diatur dan suka berbuat onar. Seketika aku ingat dengan cerita tentang Alexander tunggu apa dia pergi kesana untuk berbuat hal yang tidak masuk akal gak mungkin dia akan mencaput kutukan Alexander buat jadi manusia lagi bukan, lagi pula dia nggak akan tahu mantra untuk menghilangkan kutukannya.

Sampai tengah malam aku gak bisa tidur hanya memikirkan hal gila apa yang akan dilakukan Henry, apa mungkin ada hubungannya dengan catatan Kek Allan yang hilang itu karena meski sudah tua dia bukan orang yang pelupa. Atau mungkin Henry mencurinya tanpa diketahui dan menggunakan matra penghilang jejak, oooi sungguh rumit sekali ini tapi aku gak boleh asal ambil keputusan berdasarkan pemikiranku ini. 

Karena tidak bisa tidur dan sebentar lagi pagi akan tiba aku bersih-bersih rumah dan melakukan beberapa hal yang lainnya, saat aku membuka pintu untuk menghirup udara segar dini hari aku melihat pancaran cahaya dari perbatasan kukira hanya manusia biasa yang tersesat dan tidak akan mungkin dapat masuk kemari. Namun setelah kuamati betapa kagetnya aku dia bisa masuk melalui perbatasan manusia biasa dan penyihir lalu berjalan mendekat menuju kearahku kemudian mulai terlihat rambut pirang dan bertubuh tinggi, tunggu dia seperti pangeran yang aku dambakan dari dulu.

Lalu Kek Allan tiba-tiba muncul di depan pria itu dan bertanya mengenai asal-usul pria itu dan bagaimana bisa dia masuk ke kawasan kami. Dan ternyata dia adalah manusia biasa yang disuntik vaksin buatan oleh manusia biasa agar bisa jadi penyihir dengan misi akan menyelamatkan Negara Zim-Zalabim dan membuatnya seperti dahulu kala dimana manusia biasa dan penyihir hidup bersama. 

Tepat sesuai dugaan Kek Allan waktu itu, lalu aku berjalan menuju Kek Allan dan hendak memberi tahu bahwa Henry pergi ke Gunung Maxima namun sebelum aku berbicara kakek berkata "Henry akan mencabut kutukan Alexander dan akan terjadi keributan disini, karena efek samping kutukannya itu membuat Alexander merasa ingin menghancurkan negeri ini lalu anak berambut pirang itu akan membantu kita melenyapkan Alexander. Bersiaplah karena beberapa hari lagi Henry akan datang barengan dengan Alexander dan membuat sedikit kericuhan di sini".

Pria berambut pirang itu bernama Felix dia dan aku mulai melatih ilmu sihir untuk mempersiapkan melawan Alexander dan membantu Kek Allan melawannya. Suasana hening tiba-tiba terpecahkan "Felix apa kau gak kesulitan memakai sihir?" tanyaku pada Felix, lalu dia berkata "Kenapa, kau mengkhawatirkan aku Rebeca?" dengan memasang muka yang menyebalkan dan aku menjawab "Khawatir padamu? untuk apa?, siapa juga yang akan peduli denganmu". 

Memang dia seperti pangeran yang aku idamkan tapi dia begitu menyebalkan karena tingkahnya itu, sedangkan Kek Allan hanya tertawa melihat kami berdebat dan berkata "Kalian ini kusuruh berlatih malah berdebat hal yang tidak penting, Eca hati-hati jangan terlalu benci padanya nanti kau bisa jatuh cinta padanya", sontak aku menjawab "Tidak mungkin tipe pangeranku tidak semenyebalkan dia kek" Kek Allan hanya menyeringai mendengar perkataanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun