Mohon tunggu...
Gunawan Suryana
Gunawan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - paruh waktu di pemerintahan yang mengelola kepegawaian untuk instansi di bidang sumber daya air

bekerja di Braga 137 Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan di Awal Tahun

24 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 3 Februari 2025   15:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seharusnya ada rasa nikmat setelah deras hujan. Baik itu udara sejuk, dingin menusuk yang bisa ditepis sweater hangat, teh atau secangkir coklat cair panas, jangan hangat lebih nikmat. Kopi pahit juga bisa jadi alternatif. Gulanya sedikit atau banyak itu pilihan. Tidak menjadi persoalan apakah nanti berpengaruh ke perut.

Tapi tidak ada, yang ada hanya duduknya dia di kamar sempit yang menghadap sebuah jendela. Sebuah gedung kecil tempatnya menyewa dan sudah dua bulan ini belum dibayarnya. Oriz Tio menyewanya saat ia ingin sendiri menjauh dari keluarga atau teman-temannya. Ia merahasiakan keberadaan tempat itu dari siapapun. Bahkan untuk mendatangi tempat itu pula harus sembunyi-sembunyi dan melakukan penyamaran sederhana. Penyamaran yang dilakukannya selalu berubah-rubah.

Bukan benak yang berkecamuk pikiran tentang ekspektasi sebuah ajakan di telepon selular sore itu. Orang asing, namanya Dila Fika. Baru kenal, ia memperkenalkan dirinya sebagai admin sebuah perusahaan. Riz panjang berbicara dengan pemilik suara indah itu. Lalu ia mengirimkan materi ajakan bekerjasama itu.

Riz dan kopi susu serta ajakan itu masih berkutat di benaknya yang kalut. Bercampur dengan persoalan yang kini ia hadapi. Sesuatu yang sangat ia khawatirkan. 

Awalnya menarik perhatian, Riz diminta untuk datang ke satu tempat. Sesuai materi, materi pertama ujar Dila Fika. Pergi ke satu tempat, sebuah taman dengan danau buatan di sebuah perumahan. Riz diminta melakukan selfie, hanya itu yang dilakukan. Pada materi yang ditayangkan pada sebuah kiriman data pdf dari telepon selular. Tulisan terakhir tentang kompensasi yang menyihir Riz melakukan hal yang serupa ajakan itu.

Hasilnya dikirim pada Dila Fika. Lalu ada lagi materi lanjutan. Materi kedua yang meminta Riz datang ke sebuah mal di tengah kota. Kembali ia diminta sesuai materi itu selfie tepat di salah satu gerai khusus di mal itu yang menjual sandal karet.

Lalu ada materi ketiga, kompensasi dari materi pertama dan kedua langsung meluncur di rekening bank. Ada sumringah melihat naiknya nilai dana di rekeningnya. Di materi ketika, ia harus pergi ke luar kota. Riz langsung pergi, karena embel kompensasi yang lebih tinggi dari hasil materi pertama dan kedua. Riz lupa, ini tentang apa ia tidak peduli. Dia langsung pergi ke tempat yang dimaksudkan. 

Di tempat itu ia melakukan apa yang diminta pada materi. Memotret dirinya sendiri dan berharap banyak. Ia kirim potret diri di belakang tempat yang diminta pada materi. Takpeduli apapun, tempat yang merupakan taman rekreasi air panas di dekat pegunungan. Kompensasi cepat sampai lagi di rekeningnya. Kemudian di sisipan materi keempat yang dikirim admin bernama Dila Fika. Ia diminta mengajak teman. Sebanyak mungkin teman yang bisa melakukan hal sama seperti dirinya. Ada kompensasi tambahan jika jumlah teman yang ia ajak bertambah setiap menitnya.

Lagi-lagi ia tidak peduli dengan akibat yang akan ia terima dari upayanya mengumpulkan teman untuk Dila Fika. Ia memperlihatkan hasil yang didapatnya berkat pembicaraannya di telepon bersama Dila Fika. Salah satu temannya, Eni yang diajaknya ikut bergabung di usaha yang dikirim melalui telepon. Perempuan itu bertanya ini mau dijadikan apa jika selanjutnya diteruskan. "Kamu menurut begitu saja?"

"Iya cuan-nya. Karena hasilnya, En." Ujar Riz.

"Kamu ga curiga?" Tanya Eni lagi. Penasaran dengan apa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun