Singkat cerita, Bagas mulai bekerja di kantornya Vendor. Jadi, di sana bercampur karyawan dari berbagai perusahaan yang bermitra dengan Vendor. Pekerjaannya berhubungan dengan integrasi perangkat jaringan yg ada di site, ke sistem pusat. Ia hanya sesekali ke kantor asalnya untuk submit laporan pencapaian bulanan dan kalau ada meeting.
Tujuan Bagas direkrut adalah sebagai tenaga teknikal untuk menggantikan karyawan lama yang yang juga ditempatkan disana. Namanya, Yono. Seorang perantauan dari Jakarta yang mengadu nasib di Pekanbaru. Yono ternyata juga alumni dari perusahaan yang sama dengan Bagas dulu. Jadi mereka sudah saling kenal.
Yono agak cadel dan gagap. Cadelnya kuadrat, R dan L nya rata W semua. Vendor minta dia di ganti karena sulit berkomunikasi. Dan kecepatannya dalam mengerjakan tugas kerjaan juga jarang memuaskan.
Tentu saja awalnya Bagas hanya di infokan sebagai tenaga tambahan dalam tim. Yono sebagai senior menyambut dengan senang hati karena selama ini hanya bekerja sendiri.
"Wih, wu Gas? Udah wama ngiiang. Dua tahun ada kaii ya. Kemana aja wu? Bisa juga wu masuk sini? Ah, coba gua tebak. Pasti wekoman Bang Wizaw ya." Tebak Yono.
"Iya Bang. Aku aja gak nyangka bisa balik lagi ke dunia telco. Ternyata Bang Rizal masih mau make aku." Ujar Bagas menjelaskan.
"Bang Wizaw, wawo swengean gitu, tapi dia setia kawan Gas. Wumput pun kaok (kalok) dia anggap teman, bakaw (bakal) dia jaga sampe jadi semak bewukaw. Hahaha." Yono ternyata sama respeknya kepada Bang Rizal.
"Abang dulu masuk sini rekoman Bang Rizal?" Tanya Bagas.
"Iya, gua juga sempat ngangguw setaun dan ikut dia jadi supiu (supir). Sekarang aku kewja disini wink (link) daii (dari) dia juga."
"Gila emang, padahal dia cuma ngelola PT mitra yang ngurus transport doang ya. Tapi pengaruhnya ke bos-bos perusahaan telco kuat juga." Ujar bagas kagum.
"Ah, macam wu ga tau aja. Kawtu as bos-bos itu kan udah ama dia semua. Hahaha."