---
Hingga suatu hari Siska datang membawa sebuah amplop.
"Jangan bilang kalau ini ..."
"Iya, ini CV dari Neyna. Dia hanya memberi satu syarat, jangan mengungkit aib masa lalumu lagi di sesi pertemuan keluarga nanti. Tolong kau ingat itu!" perintah Siska dengan sinis.
"Neyna tau darimana? Ah tidak, maksudku senangnya Neyna diam-diam masih memantau kehidupanku yang hina ini." jawab Vino sumringah.
"Aku tidak mengerti kenapa Neyna masih memberimu kesempatan. Ah, sudahlah. Memikirkan kalian hanya membuatku semakin kesal!" ujar Siska sarkas. Lalu berbalik pergi meninggalkan Vino sendirian tanpa berpamitan.
Siska masih menganggap rendah Vino. Tapi Vino sudah tidak menghiraukan itu lagi. Dia hanya berpikir untuk mensyukuri berita besar ini dengan sholat sunnah dua raka'at.
Usai sholat sunnah. Vino tak kuasa menahan tangisnya sembari memegang amplop CV Neyna. Setelah dibuka, ternyata CV itu tidak berisi tentang biodata lagi seperti CV taaruf pada umumnya. Hanya sebuah pesan, berisi kata-kata yang membuat isak tangisnya makin menjadi:
"Aku sudah memaafkanmu."
Jawaban do'a di sepertiga malam itu telah menjadi keajaiban besar bagi Vino. Dia hanya meminta Allah mendatangkan wanita penyandang disabilitas. Tapi Allah menjawab dengan peluang penebusan dosa yang selama ini dia impikan demi ketenangan hidupnya.
"MasyaAllah! Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!" Vino bersujud syukur terisak tapi dadanya terasa lapang. Vino tidak tau harus berkata apa lagi selain memuji kebesaran Allah. Sampai dia tertidur diatas sajadahnya.