Mohon tunggu...
Thomy Satria
Thomy Satria Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menulis cerpen, dan lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ta'aruf Pendosa

2 November 2024   19:07 Diperbarui: 10 November 2024   19:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kau itu hanya PEDOFIL ANAK YATIM!! Bahkan Rasulullah pun sudah tidak sudi menatap wajahmu! Aku bersumpah bahkan seluruh umat manusia di padang mahsyar akan melihat aibmu dan mengutuk mu sebagai ahli neraka paling hina!!" bentak Neyna berurai air mata.

Vino tersungkur memegang kaki Neyna, memohon kemaafan dengan ingus yg sudah meler ke bibirnya. Jelek sekali wajah terisak memohon dari youtuber terkenal itu.

"Neyna, apa mau mu? Tidak, bukan! Maksudku, apa yang bisa ku lakukan? Tidak, bukan! Maksudku, apapun akan ku lakukan demi mendapatkan kemaafanmu, Neyna! Kumohon ampuni aku!" Vino memohon tanpa mempedulikan apapun selain ke lapangan hati Neyna memaafkannya.

"Masih bisakah kau menikmati semua ini? Populer, berkecukupan, dihormati? Semua yang diimpikan orang sudah kau dapatkan. Sementara kehinaan itu masih membusuk dalam dirimu!" pertanyaan itu makin menyudutkan Vino kedalam perasaan terhina tanpa bisa berbuat apa-apa.

"Neyna, ampuni aku. Kumohon, jangan hukum aku seperti ini. Aku takkan sanggup, Neyna. Kumohon."

"Tau kah kau bagaimana trauma yang telah aku lalui? Tatapan buruk yang telah aku terima? Ketakutan demi ketakutan yang terus menghantuiku? Aku telah rusak dan itu semua karena kau! Sekarang terimalah kelanjutan hidupmu tanpa kata ampunan dariku!" Neyna telah selesai menumpahkan semua kepedihannya. Lalu berbalik dan melangkah cepat meninggalkan Vino yang tergeletak; terisak memelas; tanpa bisa menghentikan Neyna.

Fika datang sembari menyodorkan sekotak tisu beberapa saat selepas Neyna pergi.

"Dia siapa, Bos? Sampai meeting kita harus anda tunda demi memberinya waktu bicara empat mata?" selidik Fika.

"Dia adalah kegelapan masa laluku." jawab Vino gemetar sambil membersihkan wajahnya dengan tisu. Lalu pergi ke ruang meeting dengan fokus yang sudah kacau.

Vino acap terlambat merespons pertanyaan dari klien. Tatapannya kosong; ekspresinya sendu; matanya masih bengkak. Meeting pun hanya berlangsung canggung tanpa hasil yang jelas.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun