Sebagai Homo sapiens (Manusia) yang adalah mahluk sosial menurut Aristoteles, ia memperkenalkan istilah Zoon Politicon, yang menjelaskan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal yang membedakan manusia dengan hewan.
Hal yang sama oleh Adam Smith, ia pun memperkenalkan istilah mahkluk sosial dengan Homo Homini socius, yang berarti manusia menjadi sahabat bagi manusia lainnya. Bahkan, Adam Smith menyebut manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya.
Bertolak dari pemahaman di atas, maka dalam kehidupan kita, menurut penulis membutuhkan Logika publik (public reason) yaitu suatu konsep yang merujuk pada logika atau prinsip-prinsip rasional yang digunakan dalam diskusi dan debat di ruang publik, tujuannya adalah pencapaian sebuah kesepakatan dan atau atau pengembilan keputusan yang adil dan dapat diterima secara umum.
Dalam konteks logika publik, argumen dan pembenaran harus didasarkan pada asumsi yang dapat diterima oleh publik, seperti prinsip-prinsip moral, norma yang demokratis, atau dalam bahasa yang sederhana, asumsi yang mendasarinya harus dapat diterima secara rasional.
Mengapa logika publik harus dimurnikan?
Pertanyaan yang menurut saya cukup krusial dan kurang dapat diterima dengan menggunakan asumsi publik juga, bahwa prinsip-prinsip rasional memang telah digunakan dalam setiap debat pada ruang publik di Indonesia.
Ternyata bahwa diskusi publik yang terus terjadi pada ruang-ruang publik kita, telah mengalami banyak sekali komtaminasi dalam berbagai bentuk, tentunya melalui media-media publik sebagai instrumen.
Apalagi media publik kita telah banyak berbasis online dan terdigitalisasi. Ruang publik yang digunakan harusnya steril dan tidak terdisrupsi oleh kepentingan kelompok yang eksklusif bahkan instrumen yang gunakan harus benar-benar bebas nilai. Jika kita mengamati dengan kacamata yang membantu menghindari miopi, maka kita akan menemukan sejumlah kontaminan yang sesungguhnya perlu purifikasi.
Sebelum jauh mengulas permurnian logika publik, penulis ingin menjelaskan sedikit tentang apa yang dimaksud dengan logika dalam pengertian yang umum yang dikenal dengan logika formal.
Logika formal adalah sistem penalaran yang biasanya menggunakan bahasa formal, menggunakan aturan-aturan yang terdefinisi dengan jelas, dan struktur logis untuk menganalisis dan mengkaji argumen serta inferensi. Tujuan logika formal adalah untuk mempelajari hubungan antara proposisi dan memastikan kesesuaian logika yang benar dalam penalaran. Cirinya adalah penggunaan simbol-simbol seperti konjungsi, disjungsi, implikasi, negasi, kuantor dan sebagainya.
Bahasa formal ini dirancang untuk memudahkan pengekspresian proposisi secara tepat dan terstruktur. Logika ini digunakan untuk menghindari keambiguan, ketidakpastian, dan penafsiran subjektif dalam penalaran.
Yang paling utama dalam logika ini adalah analisis yang objektif terhadap struktur dan kebenaran dari argumen-argumen. Bayangkan saja jika pada ruang publik kita disajikan analisis yang dan penafsiran yang subjektif dengan struktur berpikir yang tidak benar serta argumen-argumen yang tidak terverifikasi, maka ruang publik kita akan melahirkan sebuah struktur berpikir yang ambigu, akan lahir juga konsep-konsep dengan probalibiltas ketidakpastian yang sangat tinggi.
Tentu saja hal semacam ini akan mempengaruhi opini atau pandangan publik terhadap sebuah fenomena yang terjadi.
Konsep logika publik telah lama diperdebatkan oleh para filsuf dan teori-tikus politik. Salah satu tokoh terkenal dalam kajian logika publik adalah Jrgen Habermas, seorang filsuf dan sosiolog Jerman. Ia mengembangkan konsep "komunikasi rasional" (rational communication) yang merupakan dasar bagi logika publik.
Menurut Habermas, logika publik memainkan peran penting dalam memastikan bahwa keputusan politik dihasilkan melalui diskusi yang adil dan inklusif, di mana argumen-argumen yang terlibat di dalamnya didasarkan pada kebenaran yang dapat diterima secara rasional oleh semua peserta.
Pandangan ini tentunya akan sangat baik jika logika publik benar-benar murni dan tidak terkontaminasi oleh kepentingan subjektif beberapa elit publik. Habermas meyakini bahwa logika publik mengndung prinsip penting dalam membangun demokrasi deliberatif, di mana dialog dan diskusi yang rasional dan inklusif dianggap sebagai dasar untuk pembentukan kebijakan publik yang adil dan demokratis.
Pada ruang publik menurut Habermas harus ada penghargaan terhadap partisipasi yang inklusif dari semua warga negara, tanpa memandang status sosial, gender, etnisitas, atau latar belakang lainnya.
Semua suara dihargai dan dianggap penting dalam proses pengambilan keputusan. Diskusi dalam ruang publik didasarkan pada argumen-argumen yang rasional dan bukti-bukti yang sahih.
Tentu saja hal ini akan mendorong terjadinya diskursus publik yang melibatkan partisipasi luas warga negara. Debat dan dialog antara warga negara menjadi pusat perhatian dalam mencapai keputusan yang berdasarkan kesepakatan dan konsensus atas dasar asumsi-asumsi yang benar.
Demikian juga pandangan Bertrand Russell seorang filsuf dan matematikawan yang mengembangkan "Principia Mathematica" sebuah karya monumental yang bertujuan untuk membangun fondasi matematika dengan menggunakan logika formal, yang sesungguhnya menjadi dasar dari bangunan logika publik. Penekanan pada pentingnya analisis logis dalam memahami masalah dalam ruang publik tentunya memberikan kontribusi penting terhadap pembaharuan dalam diskusi publik yang rasional dan inklusif.
Pemurnian logika publik (purification of public reason) mengacu pada usaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses debat publik dan membangun argumentasi dalam ruang publik, sehingga mencapai tingkat keabsahan dan keobjektifan yang akan jauh lebih tinggi. Konsep pemurnian logika publik sering kali dikaitkan dengan pendekatan normatif dalam teori politik, yang mencoba untuk menetapkan prinsip-prinsip atau aturan yang harus diikuti dalam argumentasi dan diskusi publik.
Pemurnian logika publik mencoba menghilangkan distorsi atau gangguan yang dapat merusak proses berpikir rasionali dalam semangat memperjuangkan keadilan publik. Ada empat aspek yang menjadi dasar dalam pemurnian logika publik,
Pertama, adalah Menyediakan Kerangka Dasar Yang Adil. Pemurnian logika publik menekankan pentingnya memiliki kerangka dasar yang adil, di mana semua pihak memiliki kesempatan yang setara untuk berbicara dan berpartisipasi dalam proses membangun argumentasi publik.
Kedua, adalah Menyaring argumen yang tidak rasional. Pemurnian logika publik melibatkan penyaringan dan penilaian argumen-argumen yang diajukan dalam ruang publik, dengan menitikberatkan pada keabsahan logika, keakuratan fakta, dan kualitas pembenaran rasional yang digunakan.
Ketiga, adalah Mendorong dialog yang inklusif. Pemurnian logika publik menekankan pentingnya memfasilitasi partisipasi dialog yang inklusif, di mana berbagai pandangan, kepentingan, dan kelompok diberi ruang untuk berkontribusi dan berdebat secara konstruktif dengan argumen-argumen yang valid.
Keempat, adalah Menghindari distorsi. Pemurnian logika publik berusaha menghindari distorsi yang mungkin terjadi akibat ketidaksetaraan kekuasaan atau dominasi kelompok tertentu dalam proses argumentasi publik.
Tidaklah dapat dihindari pengkategorisasian masyarakat dunia, dan masyarakat Indonesia telah terkategori masyarakat modern, kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi juga turut mendorong akselarasi perubahan masyarakat Indonesia. Perubahan pada aspek sosial, budaya bahkan ekonomi dan demokrasi membutuhkan stabilisasi dan ketahanan.
Pemurnian logika publik memiliki urgensi yang penting dalam masyarakat modern Indonesia, ada beberapa alasan penting mengapa kita membutuhkan purifikasi logika dalam ruang publik. Pertama adalah Usaha mencegah penyebaran informasi yang salah. Dalam era di mana informasi dapat dengan mudah disebarkan melalui media sosial dan platform digital, pemurnian logika publik penting untuk mencegah penyebaran informasi yang salah atau tidak akurat.
Dengan memiliki kemampuan untuk membedakan antara argumen yang valid dan tidak valid, serta antara fakta dan opini, individu dapat secara kritis mengevaluasi informasi yang mereka terima dan membuat keputusan yang lebih terinformasi. Kedua adalah Meningkatkan kualitas debat publik. Logika publik yang jernih dan benar dapat meningkatkan kualitas debat publik.
Ketika individu mampu menggunakan argumen yang rasional dan terstruktur, mereka dapat berpartisipasi dalam diskusi yang lebih produktif dan berkontribusi pada pembentukan kebijakan yang lebih baik. Ini mempromosikan pengambilan keputusan yang lebih baik dan mendorong perdebatan yang lebih mendalam dan bermakna. Ketiga adalah Membangun pemahaman bersama.
Pemurnian logika publik membantu dalam membangun pemahaman bersama dan kesepahaman antara anggota masyarakat yang berbeda. Dalam masyarakat yang beragam secara kultural, agama, atau ideologi, memiliki logika publik yang jelas membantu dalam menyamakan pemahaman dan mencapai titik temu yang lebih baik dalam pembahasan isu-isu kontroversial. Ini dapat meningkatkan toleransi, saling pengertian, dan kerjasama di antara individu-individu yang berbeda. Keempat adalah Mendorong keterlibatan warga negara.
Pemurnian logika publik memainkan peran penting dalam mendorong keterlibatan warga negara yang aktif dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Ketika individu merasa bahwa argumen-argumen mereka didengar dan dihargai, mereka lebih cenderung untuk berpartisipasi dalam diskusi publik, memperjuangkan pandangan mereka, dan mempengaruhi arah kebijakan publik. Ini penting untuk menjaga integritas demokrasi dan keadilan sosial.
Kelima adalah melawan retorika manipulatif. Pemurnian logika publik membantu kita mengidentifikasi dan melawan retorika manipulatif yang digunakan untuk mempengaruhi opini publik. Dengan memahami argumen yang logis dan valid, individu dapat lebih berhati-hati terhadap strategi retorika yang bertujuan untuk mengelabui atau memanipulasi opini publik. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk membuat keputusan yang lebih bebas dari pengaruh manipulatif dan lebih berdasarkan pada informasi yang akurat dan rasional.
Pemurnian logika publik merupakan upaya kita bersama untuk menjaga ruang publik yang lebih rasional, demokratis, inklusif, yang tentunya didasarkan pada argumen yang kuat dan rasional. Dalam konteks ini , kita dapat menjamin bahwa pemurnian logika publik dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan pengambilan keputusan publik yang lebih baik.
Semoga menjadi perenungan bersama...
Tulisan ini merfleksikan Peringatan Hari Lahir Pancasila....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H