Mohon tunggu...
Prof. Thomas Pentury
Prof. Thomas Pentury Mohon Tunggu... Ilmuwan - Guru besar Bidang Ilmu Statistika Multivariat

Ketua Jurusan Matematika Fakultas MIPA pada Universitas Pattimura, 2004-2006 Ketua Badan Kerjasama Universitas Pattimura, 2006-2007 Sekretaris Badan Penjamin mutu Universitas Pattimura, 2007-2008 PJS Sekretaris Lembaga Penelitian Universitas Pattimura, 2008 Dekan Fakultas MIPA Universitas Pattimura, 2008-2011 Rektor Universitas Pattimura, 2012 – 2016 Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama, 2017 - Desember 2021

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Memurnikan Logika Publik

9 Juni 2023   23:45 Diperbarui: 12 Juni 2023   08:27 2101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Photo Oleh Oksaly on Evanto Elements)

Bahasa formal ini dirancang untuk memudahkan pengekspresian proposisi secara tepat dan terstruktur. Logika ini digunakan untuk menghindari keambiguan, ketidakpastian, dan penafsiran subjektif dalam penalaran.

Yang paling utama dalam logika ini adalah analisis yang objektif terhadap struktur dan kebenaran dari argumen-argumen. Bayangkan saja jika pada ruang publik kita disajikan analisis yang dan penafsiran yang subjektif dengan struktur berpikir yang tidak benar serta argumen-argumen yang tidak terverifikasi, maka ruang publik kita akan melahirkan sebuah struktur berpikir yang ambigu, akan lahir juga konsep-konsep dengan probalibiltas ketidakpastian yang sangat tinggi.

Tentu saja hal semacam ini akan mempengaruhi opini atau pandangan publik terhadap sebuah fenomena yang terjadi.

Konsep logika publik telah lama diperdebatkan oleh para filsuf dan teori-tikus politik. Salah satu tokoh terkenal dalam kajian logika publik adalah Jrgen Habermas, seorang filsuf dan sosiolog Jerman. Ia mengembangkan konsep "komunikasi rasional" (rational communication) yang merupakan dasar bagi logika publik.

Menurut Habermas, logika publik memainkan peran penting dalam memastikan bahwa keputusan politik dihasilkan melalui diskusi yang adil dan inklusif, di mana argumen-argumen yang terlibat di dalamnya didasarkan pada kebenaran yang dapat diterima secara rasional oleh semua peserta.

Pandangan ini tentunya akan sangat baik jika logika publik benar-benar murni dan tidak terkontaminasi oleh kepentingan subjektif beberapa elit publik. Habermas meyakini  bahwa logika publik mengndung prinsip penting dalam membangun demokrasi deliberatif, di mana dialog dan diskusi yang rasional dan inklusif dianggap sebagai dasar untuk pembentukan kebijakan publik yang adil dan demokratis.

Pada ruang publik menurut Habermas harus ada penghargaan terhadap partisipasi yang inklusif dari semua warga negara, tanpa memandang status sosial, gender, etnisitas, atau latar belakang lainnya.

Semua suara dihargai dan dianggap penting dalam proses pengambilan keputusan. Diskusi dalam ruang publik didasarkan pada argumen-argumen yang rasional dan bukti-bukti yang sahih.

Tentu saja hal ini akan mendorong terjadinya diskursus publik yang melibatkan partisipasi luas warga negara. Debat dan dialog antara warga negara menjadi pusat perhatian dalam mencapai keputusan yang berdasarkan kesepakatan dan konsensus atas dasar asumsi-asumsi yang benar.

Demikian juga pandangan Bertrand Russell seorang filsuf dan  matematikawan yang  mengembangkan "Principia Mathematica" sebuah karya monumental yang bertujuan untuk membangun fondasi matematika dengan menggunakan logika formal, yang sesungguhnya menjadi dasar dari bangunan logika publik. Penekanan pada pentingnya analisis logis dalam memahami masalah dalam ruang publik tentunya memberikan kontribusi penting terhadap pembaharuan dalam diskusi publik yang rasional dan inklusif.

Pemurnian logika publik (purification of public reason) mengacu pada usaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses debat publik dan membangun argumentasi dalam ruang publik, sehingga mencapai tingkat keabsahan dan keobjektifan yang akan jauh lebih tinggi. Konsep pemurnian logika publik sering kali dikaitkan dengan pendekatan normatif dalam teori politik, yang mencoba untuk menetapkan prinsip-prinsip atau aturan yang harus diikuti dalam argumentasi dan diskusi publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun