Illustrasi, Yohannes 3 : 16 (sumber : ntprasetyo.wordpress.com)
Setiap Bulan Desember, sambutan umat manusia di seluruh dunia terhadap Natal sangat meriah. Hampir tak ada yang mau ketinggalan membicarakannya, bahkan di luar umat Kristiani pun ikut membicarakannya. Tak heran, saudara/i muslimpun bersilang pendapat apakah halal mengucapkan selamat hari raya Natal kepada umat Kristiani. Sebagian berkata haram, tetapi banyak juga ulama/ tokoh agama yang mengatakan tidak masalah.
Memang sejak Yesus Lahir, sudah mendatangkan kontroversi hingga saat ini sudah lebih 2000 tahun sejak Dia Lahir, tetap masih menjadi perbincangan dan mendatangkan perdebatan yang tidak ada ujung pangkalnya.
Yesus Lahir dari seorang perempuan Perawan, Maria, yang usianya masih remaja untuk ukuran sekarang. Maria "hamil" dengan Kuasa Roh Kudus tanpa melakukan persetubuhan, sebagaimana layaknya pasangan suami istri. Yusuf, suami Maria adalah orang yang ingin bertanggung jawab agar Bayi (Yesus) memiliki ayah ketika Yesus Lahir. Yusuf bukanlah ayah biologis Yesus. (anda bisa baca dalam Injil Lukas yang tertulis dalam Alkitab).
Anda bisa bayangkan gak, jika anda saat ini memiliki seorang gadis remaja, katakanlah anda ibunya. Malam-malam dia ketok pintu anda, lalu dia berkata, "Ma, saya hamil!" Saya yakin anda akan panik, lalu berkata, "Siapa yang menghamilimu nak?" lalu dia jawab, "Roh Kudus!" Dan saya pastikan anda akan semakin panik, karena anda menganggap anak remaja anda sudah gila atau anda mungkin mentertawakan karena anda menganggapnya bercanda. Tetapi tidak dengan apa yang dialami oleh Maria, Dia percaya bahwa Roh Tuhan bekerja atas dirinya. Itulah sebabnya dia percaya, yang pasti, Maria adalah seorang gadis yang suci. Hanya dengan imanlah kita dapat memahaminya.
Mengapa orang Kristen dapat menerima proses kelahiran Yesus? Sebab proses itu, bukanlah proses yang tiba-tiba, tetapi Tuhan telah merencanakannya secara matang, oleh sebab dosa manusia yang begitu besar di dunia ini. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, inilah dasar pokok mengapa orang Kristiani dapat meyakini proses kelahiran Yesus itu. Sudah banyak ahli sejarah yang coba membuat hipotesa yang berbeda dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab, tetapi tak satupun dari penelitian itu yang dapat membuktikan bahwa proses kelahiran dan keberadaan Yesus adalah rekayasa atau karangan penulis Injil itu sendiri.
Sehingga dari berbagai penelitian ber abad- abad, Alkitab adalah buku yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sepanjang masa dan Yesus adalah pemimpin yang paling berpengaruh sepanjang sejarah, dengan bukti pengikutnya yang terbanyak di jagat raya ini.
Ajaran Yesus juga sangat kontroversial, "Cintailah Musuhmu!" tidak logika. "Bila ditampar pipi kirimu berikan pipi kananmu! juga tidak masuk logika. Ajaran Yesus yang berfokus pada Kasih adalah ajaran yang juga paling berpengaruh dalam kehidupan umat manusia. Kasihilah Tuhan Allahmu, itulah Hukum yang utama, dan "Kasihilah sesamamu manusia!" inilah fokus ajaran Yesus, yang lain hanya implementasinya.
Tuhan mencintai manusia ciptaanNya, Tuhan tidak mau manusia binasa oleh karena dosa dan pelanggarannya, seperti tertulis dalam Yoh 3 : 16 , "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal!"
Inilah dasar, Tuhan mengutus Yesus ke dunia ini, yaitu untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada Tuhan.
Maka jika kita kembali ke khittoh Natal, siapa saja yang pantas merayakan Natal ini?
Bagi saya sesuai dengan pemahaman saya tentang Alkitab, adalah setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Jika kita jeli melihat bahasa yang terkandung dalam Yohannes 3 : 16, disitu disebut, setiap, itu artinya personal, pribadi lepas pribadi yang mengaku percaya kepada Tuhan, di dalam nats itu tidak dikatakan semua orang percaya. Itu artinya bahwa kepercayaan itu bersifat personal, kita tidak berhak memperdebatkan bahwa seseorang pantas merayakan atau tidak pantas.
Setiap orang percaya kepada Tuhan itu juga mengandung makna sesuai dengan aturan yang Tuhan buat sesuai dengan ajaran dan kehendaknya. Kita boleh saja mengaku sudah termasuk "setiap orang percaya", tetapi bisa saja Tuhan berkata lain, sebab dialah yang punya otonomi khusus menentukan siapakah orang percaya itu.
Mahatma Gandhi adalah orang yang percaya kepada ajaran Yesus, tetapi dia tidak menjadi seorang Kristen karena melihat perilaku orang-orang Kristen jauh dari apa yang diajarkan oleh Yesus.
Itulah sebabnya judul tulisan saya diatas berkata "Hari Raya Natal Bukan Hanya Milik Umat Kristen" Sebab ada begitu banyak pemahaman yang sempit tentang Natal itu sendiri.
Umat Kristiani tidak boleh mengklaim Natal hanya milik mereka. Tujuan kelahiran Yesus adalah untuk Keselamatan seluruh bangsa, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. (Lukas 2 :10), Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.{Ayat 11}.
Kelahiran Yesus juga bertujuan untuk pertobatan setiap anak manusia yang jatuh ke dalam dosa.Yesus datang ke dunia (lahir) Bukan menghakimi, tetapi menyelamatkan.
Tulisan ini, sekaligus juga meluruskan berbagai kontroversi tulisan di kompasiana ini yang memperdebatkan pantas atau tidak pantas anda mengucapkan selamat hari Natal.
Saya berkata, bagi siapapun yang membaca ini, Natal bukan hanya milik orang-orang Kristen, tetapi milik semua bangsa, Kristen dan non Kristen. Yang membedakan siapa Kristen dan siapa yang non Kristen hanyalah manusia. Tetapi Yesus selalu berkata hai orang yang tidak percaya, hai orang percaya. Jadi Yesus membedakan manusia itu berdasarkan apakah dia orang percaya atau bukan. Sebab apa?
Orang yang beragama Kristen belum tentu dia percaya Yesus, banyak buktinya, semisal dia pergi ke dukun, ajaran Yesus melarang setiap orang yang percaya pergi ke dukun untuk meminta sesuatu, tetapi ajaran Yesus berkata, "Mintalah apa saja di dalam iman dalam nama Yesus. memuja nenek moyang (Ajaran Yesus hanya mengajarkan hanya Tuhan yang patut dipuji dan disembah), dan lain sebagainya. Tetapi ada juga orang yang tidak Kristen percaya ajaran Yesus, dia juga patut merayakan Natal. Sebab Natal adalah kesukaan bagi seluruh umat manusia.
Tujuan perayaan Natal adalah untuk merayakan seorang Juruselamat, yang membawa seorang yang tidak percaya menjadi setiap orang percaya kepada Dia.
Jadi jika ada yang merasa terganggu akibat kontroversi masalah ucapan Natal, anda sebaiknya introfeksi diri, jangan-jangan anda bukan bagian "setiap orang percaya" yang dikatakan Tuhan, sebab anda terganggu ada orang lain ikut memperbincangkan tentang sukacita Natal. Sebab apa? Bagaimana orang percaya jika tidak pernah memperbincangkannya.
Saran saya, lanjutkan perdebatan anda tentang layakkan anda mengucapkan selamat hari raya Natal atau tidak, sebab dengan memperbincangkannya, anda jadi mengerti arti Natal yang sebenarnya. Sebab jika anda pembenci Yesus, itupun baik, sebab Roh kudus bisa bekerja atas diri anda. percaya?
Bacalah kisah Rasul Paulus, Dialah salah satu Rasul yang terbesar dan paling berpengaruh dalam menjala manusia agar mengikut ajaran Yesus. Sebelumnya dia bernama Saulus, yang mengejar-ngejar Yesus kemanapun Yesus pergi mengajar, Saulus selalu ingin berbuat yang jahat terhadap Yesus, tetapi apa yang terjadi kemudian. Dia bertobat, sebab Dia sedang melawan Yesus, Sang Juruselamat. Dan Pauluslah kemudian orang yang paling ekstrim dan berhasil mengabarkan Injil hingga sampai ujung bumi. Itu sebabnya, saya tidak sedikitpun kuatir tentang anda-anda yang berpolemik tentang ucapan natal layak atau tidak dirayakan, apalagi yang masih menghujat umat Kristiani bahkan anda yang melarang umat Kristiani untuk merayakannya (karena masih banyak yang belum bebas untuk merayakannya). Sebab apa? Jangan-jangan anda adalah saulus-saulus berikutnya yang bahkan jauh lebih dahsyat kesaksiannya terhadap Yesus, Sang Juruselamat manusia.
Bagi anda, teman seiman yang sudah mengaku percaya kepada Yesus, tinggal bagaimana kita berbuat yang terbaik bagi sesama, ajaran Yesus bagi sesama adalah mengasihi mereka seperti mengasihi diri sendiri.
Natal adalah sukacita, bagi anda, bagi saya, bagi seluruh bangsa. Bukan ukuran kita untuk mengatakan bahwa hanya umat Kristianilah yang berhak untuk merayakan Natal. Itu adalah urusan Yesus, Dialah Hakim bagi setiap kita nanti, apakah kita termasuk di dalam "setiap orang percaya atau bukan?"
Mari kita setiap hari bila perlu memperdebatkan tentang Yesus, sebab itu baik dan kita akan semakin bertumbuh dalam iman dan pengharapan. Satu yang diyakini oleh orang Kristen dan yang membedakannya dengan bukan Kristen adalah ajaran Yesus yang berkata, "Akulah jalan dan kebenaran, tidak ada yang sampai kepada Bapa, kecuali melalui Aku!"
Semoga tulisan ini mencerahkan bagi kita semua.
Salam kompasiana. Salam Natal bagi semua bukan hanya yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H