Bagi MOANA bersepeda tak hanya sekadar gengsi, tapi juga upaya merawat bumi.
Kita tentu masih ingat dengan adanya berbagai perubahan mendasar yang terjadi sebagai akibat dari merebaknya pandemi COVID-19 di masa-masa awal. Banyak dari kita tentu saja suka tidak suka harus beradaptasi dengan situasi pandemi kala itu, yang semuanya serba membingungkan dan menakutkan. Salah satu fenomena yang rasanya dialami oleh semua orang akibat pandemi COVID-19 adalah mengerjakan banyak hal dari rumah atau WFH (Work From Home).
Meski WFH dinilai efektif untuk menekan COVID-19, namun kenyataannya WFH justru membawa dampak negatif pada kesehatan mental seseorang. Menurut Fizriyani (2020), WFH menambah beban psikologis bagi anak karena kurangnya ruang untuk bertemu serta berkumpul dengan teman sebaya. Sedangkan, bagi orang dewasa yang telah berkeluarga, WFH mengharuskan mereka untuk mengubah dan membagi jam kerjanya agar dapat mengurus pekerjaan domestik.Â
Keadaan yang demikian tentu saja akan membuat banyak orang kaget dan menjadi stress, karena ketidaksiapan mereka dalam menghadapi berbagai perubahan dan harus beradaptasi secepat mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk megurangi beban psikologis akibat WFH selama masa pandemi kebanyakan dihabiskan dengan mendalami berbagai macam hobi, dan salah satu hobi yang saat itu populer hingga sekarang adalah bersepeda.
Bersepeda menjadi salah satu hobi yang meroket popularitasnya selama masa awal pandemi COVID-19. Menurut Annur (2020), tren hobi bersepeda meningkat pesat selama masa awal pandemi COVID-19, yang mana dibuktikan dari meningkatnya pembelian masyarakat terhadap salah satu jenama (merek) sepeda ternama di Indonesia sebesar 1.036%. Meningkatnya tren tersebut selaras dengan meningkatnya juga tren bersepeda di beberapa kota besar di Indonesia.
Menurut Rizky (2020), di Kota Solo, Jawa Tengah misalnya tren pembelian sepeda semakin diminati oleh masyarakat setempat. Data menunjukkan, tren pembelian sepeda di masa awal pandemi COVID-19 naik sampai 300%, meski harga sepeda mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni sebesar 15% akibat tingginya angka permintaan. Perlahan, kini kita dapat menemukan berbagai kalangan yang rajin bersepeda di akhir pekan akibat tren ini.
Tidak sedikit juga ada beberapa kalangan yang secara kreatif berinovasi memanfaatkan tren bersepeda ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Salah satu kelompok yang memanfaatkan tren bersepeda sebagai sebuah peluang bisnis adalah MOANA Bike Tour. Perusahaan tour agency yang sudah berdiri sejak 3 Juni 2019 dan dinahkodai oleh Anita Briana serta Alfat Ihsan ini, telah membuktikan bahwa tren bersepeda dapat menjadi peluang bisnis turisme yang menjajikan.
Nama MOANA yang menjadi nama utama dari MOANA Bike Tour, terinspirasi dari filosofi tentang samudra (ocean). Menurut Anita, selaku founder dari MOANA Bike Tour, filosofi tentang samudra dipilih karena memiliki konsep peran selayaknya seorang ibu (samudra) yang selalu memberikan apapun bagi anak-anaknya (manusia), meskipun anak-anaknya (manusia) kadang atau selalu menyakiti ibunya (samudra) dengan membuang sampah ke rumah mereka sendiri.
Menurut penuturan Anita, travel agency yang didirikannya bersama Alfat ini berawal dari kegemaran mereka berdua yang sejak dahulu hobi bersepeda dan travelling menyusuri daerah-daerah baru. Selama menempuh pendidikan di Yogyakarta mereka berdua menilai bahwa ada begitu banyak tempat wisata menarik di Yogyakarta yang kurang tersentuh oleh berbagai turis, karena minimnya sarana dan prasarana transportasi publik.
Berbekal pengetahuan Anita di bidang manajemen dan Alfat di bidang pendidikan sastra bahasa Inggris, mereka berdua kemudian berinisiatif untuk mendirikan MOANA Bike Tour sebagai unit usaha turisme yang berusaha memperkenalkan pariwisata Yogyakarta dari wajah yang anti-mainstream dan sekaligus menyehatkan kesehatan jasmani, karena menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi untuk mencapai tempat wisata yang dituju.