Panggilan hidup tidak hanya sekadar dongeng. Dia adalah prinsip, bisa dirumuskan, dan diwujudkan.
Dalam fase quarter life crisis, kita seringkali mendengar sebuah jargon klasik nan misterius yang berbunyi "ikutilah apa yang menjadi passion kalian selama ini".
Passion barangkali sudah menjadi suatu kata motivasi pasaran yang digunakan oleh semua generasi millenial dan Z untuk menggambarkan keadaan hidup yang menyenangkan dan penuh berkat ketika mampu menjalani kehidupan serta mampu mendapatkan keuntungan dari passion kita.
Dalam sejarahnya, passion memang menjadi suatu kekuatan dan alasan bagi semua orang untuk menghidupi sesuatu secara serius serta konsisten.
Namun, yang sering dilupakan oleh kita semua mengenai passion adalah bahwa passion sejatinya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari panggilan hidup atau calling.
Panggilan hidup adalah komponen penting dalam pembentukan passion, namun hal ini juga lah yang sering dilupakan oleh kita semua.
Memahami apa panggilan hidup kita sama saja dengan memahami diri sendiri, kemampuan, dan bahkan passion itu sendiri. Passion menurut Cuan (2020: 18) diartikan sebagai sebuah aktivitas yang sangat disukai, atau lebih puitisnya sebagai aktivitas yang sangat dicintai.
Dalam konteks ini, passion belum tentu menjadi panggilan hidup kita yang seutuhnya dan passion belum tentu sejalan dengan apa yang menghidupi kita kelak.
Maka dari itu, dalam artikel kali ini penulis ingin mengajak pembaca sekalian untuk memahami tujuh prinsip panggilan hidup yang seringkali dilupakan ketika kita membicarakan kehidupan, cita-cita, dan impian yang semuanya serba diselaraskan dengan passion.
Sebelum masuk ketujuh prinsip panggilan hidup, kita harus sepakati bersama terlebih dahulu jika panggilan adalah suatu bagian integral pemberian Tuhan yang sejatinya kita terima sejak lahir.