Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Asal-usul Mi Dok-dok yang Jarang Diulas

7 April 2021   07:52 Diperbarui: 16 April 2022   09:50 4760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semua bumbunya itu dicampur terus dihalusin, kecuali buat bunga lawang; kayu manis sama daun salam nanti dimasukin terakhir dan ga dihalusin. Terus gini mas, salah satu tipikal masakan Sunda tuh pasti pake kencur sama tomat, karena bisa bikin masakan jadi lebih gurih sama seger gitu mas", tutur Yusup.

Dalam proses memasak mie dok dok, menurut penuturan Atim mie dok dok dimasak jauh lebih lama dari pada mie instan rebus biasa. Hal ini dilakukan untuk bisa mendapatkan tingkat kematangan serta perpaduan antara bumbu, mie dengan sayuran dan pelengkap dengan sempurna. 

Jika biasanya mie instan rebus dimasak kurang lebih selama tiga menit, maka mie dok dok dimasak sekitar selama lima sampai tujuh menit dan ditutup untuk memaksimalkan panas pemasakan.

Dari mie dok dok kita boleh menarik kesimpulan, bahwa Warmindo masih menyimpan begitu banyak cerita-cerita kuliner dan sosial yang menarik untuk diulas lebih mendalam dan spesifik. Percayalah cerita-cerita kuliner dan sosial yang mungkin terlihat sederhana tapi selalu membuat kita bertanya-tanya, pada akhirnya akan menjadi suatu hal yang menggeletik ketika berhasil dijawab. Jadi, apakah pembaca punya cerita menarik lain soal Warmindo? Mari berkomentar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun