Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anti Membuang Makanan Ala Soekarno

2 Desember 2020   08:00 Diperbarui: 8 September 2022   22:58 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari memasak bahan makanan sisa untuk di makan kembali, atau yang sering disebut sebagai left over food | kompas.com

Sehingga, kemahiran dalam merencanakan sebuah menu adalah hal yang perlu diperhatikan secara saksama, selain kemahiran dalam memasak; memilih bahan makanan; pengetahuan akan resep dan tata cara menghidangkan tentunya.

Agar menu makanan tidak terlalu membosankan, maka idealnya, sebuah menu disusun berganti-gantian setiap hari. Dengan catatan, hidangan yang disajikan pada hari itu harus dipastikan habis. 

Jika kita menyusun hidangan sekaligus untuk beberapa hari, sebetulnya itu adalah hal yang sangat menguntungkan. Alasannya, karena kita dapat membeli bahan makan sekaligus, yang berarti akan lebih hemat pada sisi waktu belanja, budget dan tenaga untuk berbelanja.

Keuntungan lain dari menyusun perencanaan menu adalah kita berkemungkinan terdorong untuk mencoba berbagai variasi menu makanan yang belum pernah dicicipi ataupun belum pernah didengar. 

Faktor ini bisa muncul karena adanya rasa bosan terhadap menu masakan yang umum. Sehingga, dengan mencoba hal tersebut, kita juga akan semakin memiliki keahlian yang baik dalam tata kelola waktu memasak, penyusunan porsi makanan, pengeluaran belanja dan lainnya.

Selain itu, dalam penyusunan suatu menu, kita juga tidak boleh terlalu idealis terhadap pengalaman lidah kita sendiri. Tapi juga harus fleksibel mengikuti makanan yang sedang diinginkan ataupun yang menjadi kesukaan dari seseorang. 

Hal ini bertujuan agar pengalaman makan kita dengan orang lain jadi lebih berkesan. Dari situ, kita dapat belajar untuk lebih bertoleransi terhadap cita rasa kesukaan dari orang lain, atau yang biasa disebut sebagai demokrasi cita rasa lidah.

Ilustrasi dari memasak bahan makanan sisa untuk di makan kembali, atau yang sering disebut sebagai left over food | kompas.com
Ilustrasi dari memasak bahan makanan sisa untuk di makan kembali, atau yang sering disebut sebagai left over food | kompas.com

Dalam penyusunan menu makanan, kita juga tidak boleh melupakan prinsip ekonomis. Ekonomis yang dimaksud adalah memanfaatkan semua bahan yang tersedia, baik itu bahan mentah sisa ataupun makanan lain yang masih bisa diolah untuk menjadi makanan yang layak. 

Ini menjadi salah satu bentuk dari bagaimana cara kita dalam mencegah tindakan food waste. Ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk berinovasi dalam menciptakan menu makanan baru.

Dengan adanya prinsip ekonomis seperti ini, kita orang Indonesia yang punya kebiasaan menyantap satu makanan yang sama, yakni di waktu siang dan malam hari, tidak perlu khawatir akan kekurangan makan, yang dalam konteks ini adalah lauk-pauk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun