Maka, jika di bandingkan, kekuatan podcast sebagai konten memiliki kapasitas 2,2 kali lipat lebih besar dari Kompasiana. Ini mungkin angka yang kecil dari podcast yang diputar Spotify, tapi yang menarik dari penelitian DailySocial.id adalah platform yang menyediakan layanan untuk mengunggah sebuah karya podcast tidak hanya Spotify, tapi masih ada Soundcloud, Google Podcast, Apple Cast, Pocket Cast, dan beragamnya platform lainnya.
Tersedianya berbagai kanal membuktikan bahwa persaingannya tidak menciptakan monopolistik. Sehingga, bisa disimpulkan berapa banyak kira-kira pangsa pasar yang bisa dikeruk oleh Kompasiana jika membuat konten podcast? Ini tentu menjadi peluang yang bagus bagi Kompasiana untuk semakin menghidupkan kekuatan UGC-Nya dan dapat memberikan pilihan bagi mereka yang ingin berkarya selain membuat konten artikel blog maupun video.
Semakin banyak pilihan karya yang bisa diunggah dan dibagikan, akan semakin banyak juga orang yang tertarik untuk bergabung ke Kompasiana. Jika jumlah Kompasianer bertambah karena adanya podcast; semakin sering sebuah konten diunggah; kontennya semakin variatif; dan dapat mempengaruhi banyaknya jumlah pengunjung, maka exposure yang bisa diperoleh pengguna dapat menjadi lebih besar.
Tingginya exposure karena sering mengunggah sebuah konten, praktis akan mempengaruhi traffic. Traffic dihitung berdasarkan berapa jumlah orang yang mengkonsumsi sebuah konten. Semakin tinggi sebuah traffic maka akan semakin sering juga kreator tersebut akan dikenal dan akan mempengaruhi minat pemilik brand untuk mengajak kerjasama. dalam beriklan atau membuat sebuah konten promosi, seperti halnya UGC.
Sehingga, menyediakan kanal podcast adalah salah satu inovasi yang sekiranya cocok untuk diterapkan oleh Kompasiana untuk membangun kekuatan UGC-Nya agar semakin jauh lebih baik dan mampu menciptakan dampak yang nyata. Dampak tersebut seperti halnya semakin memiliki peluang yang besar untuk memperoleh ceruk pasar yang semakin luas dan memantapkan posisinya sebagai media sosial yang dapat dipercaya dalam hal pemasaran berbasis UGC.
Bagaimana? Apakah ide untuk menyediakan kanal podcast di Kompasiana adalah ide yang cukup inovatif untuk memeriahkan keberagaman konten? Bagi para Kompasianer yang setuju dengan ide penulis, silahkan berkomentar untuk menyampaikan opini, aspirasi, ide maupun inovasinya. Lalu, marilah kita berdiskusi sekaligus bersilahturahmi satu sama lain, demi perkembangan Kompasiana yang jauh lebih baik ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H