Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikayat Jurnalisme Online

23 September 2019   23:23 Diperbarui: 13 September 2022   20:47 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari perkembangan jurnalisme ke jurnalisme online | romelteamedia.com

Beriringan dengan penetrasi internet yang semakin meluas, berbagai teknologi lain pun akhirnya semakin mengejar dan sampailah trend koran online ini masuk ke Indonesia. Awal berdirinya media online saat itu di Indonesia terbilang sangat sederhana. Alasannya adalah karena berita-berita yang diproduksi oleh setiap kantor berita hanya memindahkan konten beritanya dari rupa fisik (koran atau majalah) ke platform media online. Sekilas, perkembangan media online di Indonesia awalnya tampak belum menemukan strategi dan konsep yang pas untuk bisa dibangun serta dikembangkan secara lebih jauh. 

Namun, pada pertengahan bulan Juli 1998, Detik.com menjadi media online pertama asal Indonesia yang tidak memindahkan berita versi cetak mereka (majalah) ke platform online (Widodo, 2011). Detik.com membuat sebuah terobosan besar dan menjadi foot hold bagi banyak media online di masa sekarang dengan memfokuskan semua produk berita mereka ke ranah online saja, tidak tersedia dalam versi cetak, membagi peristiwa ke dalam beberapa angle berita, dan menyampaikan informasi secara up to date. Berkat terobosan tersebut, Detik.com kini menjadi salah satu kanal media online yang paling up to date di Indonesia. 

Setelah Detik.com berhasil menemukan formula tersebut, di tahun berikutnya perkembangan media online di Indonesia pun mulai banyak diminati oleh orang-orang. Peristiwa pasca reformasi pada tahun 1998 memiliki imbas yang besar pada terciptanya kejenuhan di pasar media, khususnya media cetak (Widodo, 2011). Media online akhirnya hadir dan menjadi tempat berinvestasi baru yang cukup menguntungkan karena dianggap lebih murah dibandingkan dengan media konvensional. Maka dari itu, perkembangan media online pun semakin lama semakin besar dan beragam. 

Infografis mengenai awal mula jurnalisme online | Sumber: Olahan penulis
Infografis mengenai awal mula jurnalisme online | Sumber: Olahan penulis

Namun, alih-alih dianggap menjadi tempat alternatif dalam berbisnis di ranah media, kenyataannya di tahun-tahun awal kemunculan media online ternyata membuahkan hasil yang negatif. Peristiwa ini ditandai dengan munculnya dotcom bubble atau meletusnya domain dotcom di tahun 2003 yang kenyataannya tidak menguntungkan. Satu persatu, media online yang dahulunya sempat populer seperti satunet.com, berpolitik.com, astaga.com, dan lainnya bangkrut (Widodo, 2011). Hal ini terjadi karena, pembiayayan dan investasi media online pada saat itu belum terukur dan belum se-legit seperti sekarang. 

Keuntungan Jurnalisme Online

Di samping adanya cerita kegagalan jurnalisme online di tahun-tahun awal kemunculannya, kita tetap perlu mengingat jika kehadiran jurnalisme online pada dasarnya juga otomatis memberikan berbagai macam keuntungan yang sangat bermanfaat bagi banyak orang di era-era sekarang yang semuanya sudah serba digital dan saling terkoneksi satu sama lain. Berbagai keuntungan tersebut antara lain (Widodo, 2011 dan McQuail, 2010):

a). Audience Control: Jurnalisme online memungkinan setiap penggunanya untuk secara leluasan dalam memilih berita yang ingin dikonsumsi

b). Nonlinearity: Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri, sehingga audiens dapat memahami isi tulisan yang dimkasud dengan cepat dan efektif.

c). Unlimited Space: Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan atau dipublikasikan dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media-media lain.

d). Immediacy: Informasi yang ditransmisikan dapat bergerak secara cepat dan efektif kepada setiap audiens.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun