Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikayat Jurnalisme Online

23 September 2019   23:23 Diperbarui: 13 September 2022   20:47 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari perkembangan jurnalisme ke jurnalisme online | romelteamedia.com

Kehadiran internet di Indonesia menjelang tahun 1998 menjadi penyelamat bagi banyak kalangan, terkhususnya aktivis pro-demokrasi untuk memproduksi berita dan propaganda untuk mengajak masyarakat menggulingkan presiden Soeharto kala itu, serta memberitakan berbagai bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah pusat sebelum-sebelumnya (Widodo, 2011). Media online dan jurnalisme online di masa-masa awal saat itu bergerak di bawah tanah, tentunya agar tidak terdeteksi dari kejaran pemerintah dan supaya bisa bergerak bebas leluasa. 

Sebagai turunan langsung dalam dunia jurnalisme modern, jurnalisme online tidak akan berjauhan dari media online yang notabene menjadi platform utama bagi jurnalisme online. Media online secara historis berangkat dari ditemukannya teknologi internet dan World Wide Web yang mulai diperkenalkan pada tahun 1960 oleh Levi C. Finch dan Robert W. Taylor, yang kala itu sedang melakukan penelitian dan eksperimen tentang jaringan global yang kemudian akhirnya mereka berhasil menemukan metode paket switching yang dapat mempermudah penyebaran arus data dari satu jaringan komputer ke jaringan yang lainnya (Lister et al, 2009).

Ilustrasi Google sebagai salah satu pemain kunci bagi lahirnya jurnalisme online | jagranjosh.com
Ilustrasi Google sebagai salah satu pemain kunci bagi lahirnya jurnalisme online | jagranjosh.com

Atas penemuan tersebut, Robert Taylor pun diangkat sebagai  kepala kantor DARPA (Badan Riset Angkatan Bersenjata Amerika Serikat), yang bertugas membuat sistem jaringan sebagai pusat informasi pertahanan Amerika Serikat. Di saat itu pula, tercetus sebuah proyek yang disebut dengan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dengan tujuan untuk mencegah masalah komunikasi antar kelompok yang terbatas oleh jarak yang sangat jauh. 

Karenanya, ARPANET kemudian dibangun untuk menghubungkan daerah-daerah penting di beberapa lokasi di Amerika Serikat. Sambungan ARPANET pertama terbentuk pada tanggal 29 Oktober 1969, yang mana saat itu telah berhasil menghubungkan beberapa kampus ternama di pesisie Barat Amerika Serikat (West Coast), antara lain University of California, Los Angeles (UCLA), Stanford Research Institute (SRI), University of Utah, dan Santa Barbara.

Sedangkan World Wide Web atau yang kita kenal dengan WWW pertama kali digagas oleh Tim Berners Lee pada tahun 1990. Program ini diharapkan dapat menjelajah satu komputer dengan komputer yang lain secara lebih mudah dengan menggunakan teknologi tautan atau kata-kata yang digaris bawahi serta telah terhubung dengan sistem coding tertentu (Lister et al, 2009). Penggunaan teknologi tautan (hyperlink) yang dipakai dalam sistem tersebut kita kenal dengan HTML (Hyper Text Markup Language). 

HTML adalah sebuah metode untuk dapat menerapkan sebuah konsep hypertext pada naskah atau dokumen (Lister et al, 2009). HTML di era sekarang merupakan suatu hal yang lumrah dan harus dalam standarisasi internet yang bisa didefinisikan serta dikendalikan oleh para pengguna World Wide Web. Dalam perkembangannya, World Wide Web pada tahun 1990 menandai babak baru gai sendi kehidupan masyarakat secara luas, salah satunya adalah berbelanja di toko online.

Selain hadirnya toko online, saat ini pun kita juga dapat menemukan bahwa ada begitu banyak pilihan bagi kita dalam berkomunikasi dan bertukar informasi. Kita tidak lagi merasa kesulitan dalam berkomunikasi meski dalam jarak yang jauh. Perkembangan internet akhirnya dipakai sebagai alat produksi dan transmisi untuk dapat menyebarkan berita-berita dan informasi dari media online secara lebih luas lagi, yang mana kemudian media online merupakan bagian dari new media, seperti yang dijelaskan oleh Denis McQuail (2010), mengenai hadirnya internet yang akhirnrya mendisrupsi kerja media mainstream. 

Media online memiliki karakter yang unik, di mana konsumen mengalami perubahan posisi, yakni dari penikmat ke pengguna serta mereka juga memiliki kesempatan untuk berperan aktif untuk memproduksi konten-konten tertentu dengan menggunakan aplikasi live chat ataupun kolom komentar dan direct message (Widodo, 2011). Selain itu, media online dinilai lebih efisien karena mampu mentransmisikan informasi secara up to date serta dapat menyuguhkan kapabilitas multimedia yang dapat mempresentasikan pesan-pesan dalam berbagai rupa, seperti teks, video, gambar, dan audio.

Media online sendiri pertama kali muncul pada bulan Mei 1992. Peristiwa ini dimulai dari majalah mingguan Tempo edisi 5 April 2009, yang mana saat itu Chicago Tribune menjadi kantor berita pertama di Amerika Serikat yang berhasil meluncurkan koran online pertama mereka (Widodo, 2011). Alasan Chicago Tribune melakukan lompatan tersebut adalah karena saat itu 40% penduduk Amerika Serikat sudah menggunakan media online untuk mengakses berita. Setelah sembilan tahun Chicago Tribune berhasil meluncurkan koran online pertamanya, tercatat sudah ada lebih dari 12. 878 berita online yang berhasil diunggah di berbagai kantor-kantor berita di seluruh Amerika Serikat.

Perkembangan Internet dan Media Online di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun