Mohon tunggu...
Thomas Arkananta Basirin
Thomas Arkananta Basirin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kolese Kanisius Jakarta

Sudut Pandang Baru.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pelajaran Ekonomis Penting dari Demonstrasi Ojol

17 September 2024   12:00 Diperbarui: 18 September 2024   15:50 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusi untuk permasalahan ini sulit dicapai karena perbedaan antara harapan dan ekspektasi yang berbeda dari pengemudi dan konsumen. Dari sudut pandang pengemudi, kenaikan upah pengemudi berarti kesejahteraan. Dari sisi konsumen, kenaikan upah pengemudi berarti kenaikan harga.

Dengan demikian, meskipun meningkatkan upah pengemudi tampak sebagai solusi yang mudah, langkah ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Jika upah pengemudi dinaikkan secara signifikan tanpa memperhitungkan keseimbangan antara supply dan demand, maka harga layanan ojol juga akan naik. Kenaikan harga ini bisa mengurangi permintaan dari konsumen, yang pada akhirnya akan membuat pendapatan pengemudi kembali tertekan.

Oleh karena itu, solusi yang paling efektif adalah dengan mengelola supply dan demand secara hati-hati dan mencari titik keseimbangan yang optimal. Mengurangi jumlah pengemudi secara bertahap dan mendorong permintaan dengan cara-cara yang tidak merugikan pengemudi adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan para pengemudi ojol di Indonesia.

Seleksi yang Harus Terjadi

Salah satu solusi yang dapat diterapkan di Indonesia adalah mengubah status pengemudi ojol menjadi karyawan, bukan mitra. Saat ini, dalam sistem kemitraan, pengemudi ojol tidak memiliki jam kerja yang tetap sehingga tidak menerima gaji yang stabil. 

Sebagai perbandingan, di Inggris, pengemudi ojol berstatus sebagai karyawan sehingga mendapatkan gaji di atas UMR dan jaminan pensiun yang berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka. 

Sistem ini memerlukan seleksi yang lebih ketat untuk memenuhi standar sebagai karyawan sehingga jumlah pengemudi akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. 

Ketika permintaan pengguna aplikasi meningkat, perusahaan dapat merekrut lebih banyak pengemudi. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan, perusahaan akan menyeleksi pengemudi berdasarkan produktivitas. Alhasil, pasar tenaga kerja akan menyesuaikan dengan pasar ojol.

Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan perusahaan mampu memaksimalkan keuntungan, pengemudi ojol bisa menerima gaji yang stabil, dan konsumen tidak mendapatkan tarif yang lebih mahal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun