Solusi untuk permasalahan ini sulit dicapai karena perbedaan antara harapan dan ekspektasi yang berbeda dari pengemudi dan konsumen. Dari sudut pandang pengemudi, kenaikan upah pengemudi berarti kesejahteraan. Dari sisi konsumen, kenaikan upah pengemudi berarti kenaikan harga.
Dengan demikian, meskipun meningkatkan upah pengemudi tampak sebagai solusi yang mudah, langkah ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Jika upah pengemudi dinaikkan secara signifikan tanpa memperhitungkan keseimbangan antara supply dan demand, maka harga layanan ojol juga akan naik. Kenaikan harga ini bisa mengurangi permintaan dari konsumen, yang pada akhirnya akan membuat pendapatan pengemudi kembali tertekan.
Oleh karena itu, solusi yang paling efektif adalah dengan mengelola supply dan demand secara hati-hati dan mencari titik keseimbangan yang optimal. Mengurangi jumlah pengemudi secara bertahap dan mendorong permintaan dengan cara-cara yang tidak merugikan pengemudi adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan para pengemudi ojol di Indonesia.
Seleksi yang Harus Terjadi
Salah satu solusi yang dapat diterapkan di Indonesia adalah mengubah status pengemudi ojol menjadi karyawan, bukan mitra. Saat ini, dalam sistem kemitraan, pengemudi ojol tidak memiliki jam kerja yang tetap sehingga tidak menerima gaji yang stabil.Â
Sebagai perbandingan, di Inggris, pengemudi ojol berstatus sebagai karyawan sehingga mendapatkan gaji di atas UMR dan jaminan pensiun yang berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka.Â
Sistem ini memerlukan seleksi yang lebih ketat untuk memenuhi standar sebagai karyawan sehingga jumlah pengemudi akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.Â
Ketika permintaan pengguna aplikasi meningkat, perusahaan dapat merekrut lebih banyak pengemudi. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan, perusahaan akan menyeleksi pengemudi berdasarkan produktivitas. Alhasil, pasar tenaga kerja akan menyesuaikan dengan pasar ojol.
Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan perusahaan mampu memaksimalkan keuntungan, pengemudi ojol bisa menerima gaji yang stabil, dan konsumen tidak mendapatkan tarif yang lebih mahal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H