Bitcoin memiliki keunggulan atas aset investasi lain, yaitu kebebasan dari regulasi dan otoritas, alias desentralisasi. Berbeda dengan mata uang yang bisa dikendalikan oleh Bank Sentral dan Pemerintah, Bitcoin memperbolehkan orang untuk melakukan transaksi secara digital tanpa harus melalui pihak bank atau pemerintah sehingga bebas dari pengaruh kekuasaan.
Karena alasan tersebut, Bitcoin telah menjadi salah satu aset terbesar di dunia dengan harga Rp 900 juta per keping. Namun, banyak oknum menyadari betapa pentingnya pengaruh atas Bicoin. Jika seseorang mampu mengendalikan pasar Bitcoin untuk kepentingan sendiri, mereka bisa menjadi salah satu orang paling berkuasa di dunia. Salah satu orang yang menyadari hal tersebut adalah Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ambisi Bitcoin Trump
Pada 30 Juli 2024, Trump berbicara di Bitcoin Conference 2024 di Nashville, Tennessee. Dalam pidatonya, Trump menjelaskan rencananya untuk meningkatkan peran dan keikutsertaan Amerika Serikat dalam Bitcoin.
"Sore ini saya memaparkan rencana saya untuk memastikan bahwa Amerika Serikat akan menjadi ibu kota kripto di planet ini dan negara adidaya Bitcoin di dunia dan kami akan mewujudkannya," kata Trump.
Trump ingin mewujudkannya melalui pembentukan cadangan Bitcoin strategis. Dalam kata lain, Trump ingin Amerika Serikat membeli lebih banyak Bitcoin sebagai cadangan devisa negara.
Pada tingkat saat ini, Pemerintah Amerika Serikat memiliki sekitar 1% dari keseluruhan pasokan bitcoin global. Rencana Trump bisa menaikkan persentase tersebut menjadi 5% menurut Sen. Cynthia Lummis, anggota partai Republik. Bahkan, RFK Jr., salah satu penyokong Trump, menyebutkan persentase tersebut seharusnya 19%.
Kuasa AS atas Bitcoin
Rencana Trump dikhawatirkan bisa mengancam status Bitcoin sebagai mata uang yang terdesentralisasi karena Amerika Serikat akan memiliki pengaruh besar atas pasar Bitcoin. Jika Amerika Serikat membeli Bitcoin dalam jumlah yang banyak, Bitcoin akan menjadi lebih langka karena berada di tangan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, Amerika Serikat bisa mengendalikan pasokan Bitcoin di pasar. Dengan membeli Bitcoin, Amerika Serikat akan menaikkan harga Bitcoin. Dengan menjual Bitcoin, Amerika Serikat akan menurunkan harga Bitcoin.
Dari sudut pandang investor, nasib investasi mereka akan berada di tangan Amerika Serikat dan bergantung pada kebijakan pemimpinnya. Hal ini bersifat kontradiktif dengan tujuan utama Bitcoin, yaitu sebagai aset yang bebas dari pengaruh kekuasaan.
Tanggapan Dunia
Pihak pertama yang menentang ide ini adalah Tiongkok karena banyak perusahaan mereka mendominasi sektor kripto. Sebagai contoh, Bitmain Technologies yang berbasis di Beijing mengendalikan 90% pasar komputer yang digunakan untuk menambang Bitcoin. Rencana Trump akan merugikan mereka dengan menjauhkan pengaruh Tiongkok terhadap Bitcoin.
Pihak kedua yang menentang ide ini adalah pasar Bitcoin sendiri. Sesudah pidato Trump, harga Bitcoin jatuh sebesar 12% dalam periode 24 jam. Investor lama tidak ingin menyerahkan nasib aset mereka ke tangan Amerika Serikat. Investor baru tidak ingin kelangkaan Bitcoin yang akan menyulitkan mereka dalam membeli lebih banyak Bitcoin di masa depan. Ketakutan tersebut memicu spekulasi negatif terhadap harga Bitcoin. Hal ini menjadi tanda ketidaksetujuan investor Bitcoin terhadap rencana Trump.
Salah satu pihak yang mendukung ide ini adalah kriminal. Bitcoin sering digunakan untuk mencuci uang karena sifatnya yang tidak diregulasi. Melalui rencana Trump, Pemerintah Amerika Serikat akan seakan-akan 'menormalisasi' penggunaan Bitcoin sebagai mata uang. Dengan melakukan hal tersebut, Pemerintah Amerika Serikat juga akan 'menormalisasi' segala pemanfaatan Bitcoin, baik positif maupun negatif, termasuk pencucian uang.
Pesan untuk Investor
Sebagai penutup, pemilu Amerika Serikat nanti akan memberi dampak yang besar terhadap perekonomian dunia kripto. Pemenangnya dapat mengubah sejarah dan nasib Bitcoin selamanya. Investor Bitcoin harus berdiskresi tentang aset mereka sambil melihat perkembangan berita selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H