Dari sudut pandang investor, nasib investasi mereka akan berada di tangan Amerika Serikat dan bergantung pada kebijakan pemimpinnya. Hal ini bersifat kontradiktif dengan tujuan utama Bitcoin, yaitu sebagai aset yang bebas dari pengaruh kekuasaan.
Tanggapan Dunia
Pihak pertama yang menentang ide ini adalah Tiongkok karena banyak perusahaan mereka mendominasi sektor kripto. Sebagai contoh, Bitmain Technologies yang berbasis di Beijing mengendalikan 90% pasar komputer yang digunakan untuk menambang Bitcoin. Rencana Trump akan merugikan mereka dengan menjauhkan pengaruh Tiongkok terhadap Bitcoin.
Pihak kedua yang menentang ide ini adalah pasar Bitcoin sendiri. Sesudah pidato Trump, harga Bitcoin jatuh sebesar 12% dalam periode 24 jam. Investor lama tidak ingin menyerahkan nasib aset mereka ke tangan Amerika Serikat. Investor baru tidak ingin kelangkaan Bitcoin yang akan menyulitkan mereka dalam membeli lebih banyak Bitcoin di masa depan. Ketakutan tersebut memicu spekulasi negatif terhadap harga Bitcoin. Hal ini menjadi tanda ketidaksetujuan investor Bitcoin terhadap rencana Trump.
Salah satu pihak yang mendukung ide ini adalah kriminal. Bitcoin sering digunakan untuk mencuci uang karena sifatnya yang tidak diregulasi. Melalui rencana Trump, Pemerintah Amerika Serikat akan seakan-akan 'menormalisasi' penggunaan Bitcoin sebagai mata uang. Dengan melakukan hal tersebut, Pemerintah Amerika Serikat juga akan 'menormalisasi' segala pemanfaatan Bitcoin, baik positif maupun negatif, termasuk pencucian uang.
Pesan untuk Investor
Sebagai penutup, pemilu Amerika Serikat nanti akan memberi dampak yang besar terhadap perekonomian dunia kripto. Pemenangnya dapat mengubah sejarah dan nasib Bitcoin selamanya. Investor Bitcoin harus berdiskresi tentang aset mereka sambil melihat perkembangan berita selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H