Mohon tunggu...
thomas wibowo
thomas wibowo Mohon Tunggu... Guru - pedagog

praktisi pendidikan di kolese kanisius jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teknologi Menggeser Pedagogi?

13 Mei 2020   09:15 Diperbarui: 18 Mei 2020   16:34 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar di rumah dilakukan oleh salah satu siswi Fatih Puteri Bilingual, Banda Aceh.(DOK. FATIH SCHOOL ACEH)

Lalu di mana peran teknologi? Teknologi dan gawai berbasis internet diperlukan guru untuk mengoptimalkan cara atau strategi pembelajar. Peran itu antara lain searching materi belajar (konten), delivery materi ajar (menerangkan, membuat simulasi/ contoh/ model dll), asesmen belajar (tes maupun non tes).

Jelaslah bahwa teknologi hanyalah sebuah instrumentasi dari pembelajaran itu sendiri. Teknologi bisa diganti, karena ia bukan harga mati. Kreativitas dan inovasi guru akhirnya yang menentukan. Guru sebaiknya tidak lagi terpaku diri mengacaukan instrumen dengan yang lebih esensi yakni pembelajaran itu sendiri.

Apa yang esensi dalam pembelajaran daripada pedagogi? Masalahnya, apakah guru senantiasa berinovasi dalam pedagogi melampaui teknologi? Guru dengan keterbatasan dengan teknologi atau gawai dengan akses internet tidak boleh berhenti. Mereka dapat memanfaatkan alternatif lain, misalnya, memodifikasi tagihan belajar yang diharapkan dari para murid atau meminimalkan pemanfaatan teknologi daring melalui sinergi dengan stakeholders (murid atau orangtua).

Diferensiasi pedagogi

Masalah pembelajaran daring akan datang bertubi-tubi jika cara guru mengajar (the way of teaching) dan cara murid belajar (the way of learning) hanya mendalilkan pembelajaran  langsung (face to face) di kelas reguler.

Dalam konteks dan situasi pendidikan yang berbeda saat ini, selayaknya guru dapat menerapkan bentuk-bentuk inovasi pedagogi yang berbeda sesuai dengan konteks, situasi, dan keterbatasan untuk masing-masing kelompok siswa. Guru tidak harus senatiasa menggunakan teknologi berbasis aplikasi dan gawai pembelajaran daring berbasis internet jika situasinya tidak memungkinkan terjadi.

Hal ini juga sejalan dengan rekomendasi laporan OECD yang mendorong perlunya inovasi dan diferensiasi pedagogi, tidak sekedar pembelajaran berbasis ICT (information and communication technology).

Merujuk salah satu laporan OECD (2018), berjudul "Teachers as Designers of Learning Environments: the Importance of Innovative Pedagogies," yang sangat merekomendasi perlunya guru memiliki inovasi-inovasi pedagogi dalam pembelajaran di sekolah.

Keenam komponen inovasi pedagogi dimaksud adalah: (a) pembelajaran bauran (blended learning) yang merupakan gabungan antara pembelajaran tatap muka (face-to-face) dan daring (online), (b) pedagogi permainan (gaming pedagogy), (c) pembelajaran ekperimen, (d) ICT sebagai platform pembelajaran, (e) pembelajaran yang memadukan unsur intelektual, kinestetik, dan sosial, dan (f) multi literasi dan pembelajaran berbasis diskusi dan kolaborasi.

Itu artinya, untuk daerah yang memiliki penetrasi akses internet rendah maka pedagogi permainan, kolaborasi, kreasi,  keterampilan sosial bersama keluarga misalnya, dapat menjadi pilihan. Lalu, guru meminta siswa menuliskan refleksi pengalaman belajarnya serta nilai-nilai yang diperoleh pengalaman bermain dan berinteraksi sosial itu. Merefleksi (pemaknaan) merupakan bagian penting dalam pembelajaran tingkat tinggi.

Sebaliknya, untuk sekolah-sekolah di daerah dengan akses penetrasi internet yang tinggi dapat melakukan pembelajaran bauran, mengoptimalkan ICT dengan memberikan keleluasaan siswa mengeksplorasi materi dan melakukan diskusi dalam interaksi pembelajaran virtual  bersama teman,  orangtua, dan guru daringnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun