Tapi jawaban yang aku terima hampir membuatku pingsan.
"Sorry Ma'am you got a wrong person. My name is not Dobson and I'm not a Doctor," kemudian berlalu dari hadapanku.
Kebingungan tiba-tiba meyerangku.
"If you don't believe me I can show you," tawar petugas resepsionis itu sambil membawa kunci kamar dan kita berdua berjalan menuju lift.
Tidak lama sampailah kita di kamar yang tadinya ada Ibuku terbaring di tempat tidur. Kamar terlihat lain. Aku bingung ada apa ini? Sia-sia juga jika aku mau lapor ke kantor Polisi, karena aku tidak memegang barang bukti.
"So ..." tanya cucuku.
"Since then, my mom missing without a trace. No body knows the real story," jawabku sambil tersenyum getir.
"Sorry to hear that Grandma," ucapnya sambil berdiri dan berlalu dari hadapanku.
Sebuah cerita yang aku simpan berpuluh tahun lamanya. Mungkin Marina berpikir aku hanya mengarangnya. "I miss you Mom," ucapku pelan sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H