"Rakyat jangan ikut tertawa!" teriak Rocky. "Minggir!" ucapnya sambil mendorong Hasan yang menghalangi jalan, sebelum akhirnya pergi.
Kembali ke Rainer... Saat ini ia dan Fauzi tengah duduk di belakang kampus. Fauzi sudah menepati janjinya. Hal itu begitu cepat menyebar ke seantero kampus.
"Rainer, beladirimu begitu hebat. Kau belajar dari siapa?" tanya Fauzi setelah meneguk minuman kaleng.
"Dari kakek angkatku. Dia merawatku sejak kecil setelah orangtuaku tiada," jawab Rainer.
Fauzi menghela napas pelan. "Maafkan aku. Aku telah bertanya hal yang sensitif."
"Tidak masalah."
"Lalu, apa kau ... Seorang kultivator?" tanya Fauzi dengan suara rendah.
Rainer tersenyum kecil. "Ya."
Fauzi tersentak. "Pantas saja! Sudah di tingkat dan tahap apa kultivasimu?"
"Gold."
Mata Fauzi membelalak. "Berapa lama kau mencapai level itu??"