"Tapi ... Uang tebusannya kebanyakan, bos. Darimana saya bisa mencari uang 25 Triliun??" keluh Don Bosco.
"Darimana kau dapatkan itu uang, bukan urusanku! Yang penting, sediakan itu uang! Kalau sudah tersedia, aku akan datang sendiri. Tapi ongkos taksinya, kau yang bayar!"
"Tidak bisa kurang lagi, boss?? Kalau 100 juta bagaimana? Nanti, kalau show saya sukses, saya ada hoki, saya tambahkan lagi deh boss, jangan khawatir."
"Pejajaran!" bentak Rocky. "Kau pikir aku tukang kridit! Ada 25 Triliun, si Laras kuantar pulang! Tidak ada, si Laras kusekap! Kujadikan istriku tuh si Laras, baru tahu rasa! Cih! Sialan kau!"
Rocky kemudian pergi ke ruangan tempat biasa ia mengurung orang-orang yang ia culik. Ia yang melihat Jambrong malah tertidur, langsung mengambil tali rapia dan memasukkannya ke hidung Jambrong. Sudah dua kali dilakukan, Jambrong masih saja tertidur, sampai kemudian, untuk yang ketiga kalinya, Jambrong bersin dan kena tangan Rocky.
"Sial! Aku kena ingus si brengsek ini!" umpat Rocky, ia lalu menendang kaki Jambrong.
Jambrong pun bangun. "Maling? Maling? Biar kubabat! Mana malingnya, hah?"
Rocky yang melihatnya segera mendorong Jambrong ke tempat ia tidur tadi. "Nih nih! Nih aku malingnya! Kutembak mampus kau! Sekali lagi kulihat kau jaga malah tidur, langsung kutembak mati! Dalam peperangan, kalau ada yang ngantuk, langsung ditembak mati!"
"Ampun, bos. Maaf, bos. Saya tidak bisa tidur semalaman disini, bos. Banyak nyamuk," keluh Jambrong.
Rocky langsung menampar kening Jambrong. "Banyak nyamuk segala! Semalam kulihat kau sedang godain babu. Cepat bukakan pintu!"
"Iya, boss. Iya!" Rocky langsung berjalan ke arah sel yang bagian sampingnya memiliki banyak tombol. "Enak saja si jabrik kalau nuduh orang. Siapa yang godain babu?"