"Orang bodoh juga tahu, kalau itu tidak akan terasa sakit sama sekali," jawab Rainer yang kala itu masih berumur dua belas tahun. "Tapi, walau begitu, ia masih bisa memberikan sebuah rasa."
"Lalu, bagaimana jika tahu itu dimasukkan potongan besi, bagaimana rasanya?" tanya guru Rainer lagi.
Rainer tersentak. "Kalau itu tentu saja sakit!"
Guru Rainer tersenyum kecil. Ia mengelus janggutnya dan berkata, "Itu sama artinya jika tubuh kita adalah tahu dan isinya otot yang bagaikan besi, kita bisa menghancurkan sesuatu dengan mudah. Caranya, ketika ingin menghantam sesuatu, gunakan bahu kita dengan otot yang sudah dikencangkan, ditambah pernapasan tenaga dalam. Jika sudah begitu, tembok pun bisa kita hancurkan dengan mudah."
Kemudian guru Rainer mengejangkan ototnya yang sudah ia perkuat dengan olah pernapasan dan segera ia hantamkan bahunya ke tembok rumah kosong. Walhasil, tembok tersebut rusak parah.
Melihatnya, Rainer pun terkesima.
-Flashback Off-
"Begitu rupanya." Rainer segera mengambil posisi bahu kanan di depan dengan otot yang sudah dikejangkan sambil menahan napas.
Pada saat bersamaan, Fauzi yang tengah meluncur sudah dekat. Rainer pun segera menghantam Fauzi dengan bahunya, sambil kemudian menghembuskan napas keras ketika kedua tangan Fauzi menghantam bahunya. Itu adalah....
'Gaya Naga Harimau - Beladiri Tak Terkalahkan - Tahan Banting'
Tubuh Fauzi pun terjengkal dan terpental ke belakang. Darah segar menyembur dari mulutnya.