Rainer mendengus.
"Mari kita bertaruh. Jika kau bisa mengalahkan jurus Hantaman Baja milikku, atau minimal menahannya, aku rela jadi anak buahmu! Dan semua anggota Benteng Baja bisa kau perintah sesukamu!" ucap Fauzi. "Tapi, jika kau kalah, kau harus menjadi budakku seumur hidup!"
Rainer tersenyum miring.
Suasana langsung riuh.
"Boss, apa kau serius?" Salah satu anggota Benteng Baja menepuk pundak Fauzi.
"Tentu saja! Kucing seperti dia itu hanya beruntung!" ujar Fauzi.
"Baik! Tantangan diterima!" ucap Rainer.
Mereka pun pergi ke lapangan di belakang kampus. Selain seluruh anggota Benteng Baja, beberapa mahasiswa yang lain juga hadir untuk menonton pertandingan ini.
"Baik, bisa dimulai?" tanya Rainer pada Fauzi yang berdiri beberapa meter di hadapannya.
Fauzi langsung merendahkan tubuhnya sedikit. Kaki kanannya ia tekuk di depan, sementara kaki kirinya di belakang. "Baik! Mulai!"
Fauzi langsung melakukan tolakan menggunakan kedua kakinya lalu meluncur dengan kecepatan tinggi. Posisinya, kedua tangan lurus di depan dan kedua kaki lurus di belakang.