Reflek, Rainer menghindar. Tapi, ia Saka mengayunkan kakinya ke paha Rainer. Rainer yang melihatnya, kembali menghindar. Sayangnya, tangan kiri Saka bermain, tangan kiri tersebut melesat ke dada Rainer. Rainer segera menangkis serangan tersebut dengan punggung tangan kanannya.
Kali ini, meski sangat sakit, Rainer mulai terbiasa. Terbiasa dengan rasa sakit. Ia juga merasa dingin... Tubuhnya juga 'seperti' menyatu dengan alam persis ketika kakinya ia seret di tanah. Rasa dingin itu perlahan menyebar ke seluruh tubuhnya, sampai ia tidak merasakan sakit lagi. Dan...
DUAKH!!
Rainer menghantam Saka dengan punggung kaki kanannya yang membuat Saka oleng ke samping kanan.
Belum cukup sampai di situ, Rainer menendang lagi kepala Saka dengan punggung kaki kirinya. Ketika posisi Saka sejajar dengan dirinya, Rainer memukuli kepala, dada, dan perut Saka berulang kali. Dan kali ini, tenaganya jauh lebih kuat. Sampai pada akhirnya, Rainer melompat dan melakukan tendangan berputar ke kepala Saka hingga Saka terputar di udara dan terkapar di tanah sambil menyemburkan darah.
"Baik, Rainer. Sekarang, kultivasimu naik ... Ke level Gold," ucap lemah Saka yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Rainer merasa sangat puas. Dengan tatapan tajam, ia menatap Saka sambil berdiri tegak. "Terimakasih."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H