Sementara itu, Satria yang diajak Silvi makan bersama nampak cuek-cuek saja ketika Silvi terus menatapnya yang sedang makan.
"Satria, udah punya pacar belum?" tanya Silvi sambil memelintir-melintir rambutnya dengan jari telunjuk.
Satria tak menjawab dan terus makan.
"Satria...," panggil Silvi dengan nada lembut.
Silvi kembali tak mendapat jawaban.
"Satria!" Silvi meninggikan nada bicaranya.
"Mbak tahu adab pas lagi makan?" Satria akhirnya bersuara.
Silvi tersenyum. "Tahu kok."
"Bagus." Satria kemudian kembali makan.
"Gimana Satria, udah punya pacar?" Silvi kembali bertanya.
Setelah makanannya habis, Satria minum beberapa teguk, kemudian berdiri. "Belum pernah pacaran," ucapnya, sebelum akhirnya pergi keluar ruangan.
Silvi mematung sebentar. Tak lama, senyum lebar merekah di wajahnya. "I-ini bukan mimpi kan?? Yeaaahhh!!" teriaknya dalam hati.
Malam harinya setelah pulang dari Light Restaurant dan sudah memakai jubah putih, Satria berkeliling kampung Keramat Asem untuk mencari Suster Ngesot yang diceritakan oleh Mutia. Ia ingin menyelamatkan kampung itu dan membasmi semua Shadow tanpa terkecuali.
Satria tiba-tiba berhenti berjalan. Ia yang merasa ada pergerakan, menoleh sedikit ke belakang. Begitu ia kembali menghadap ke depan, terlihat Suster Ngesot tengah menatapnya. Satria pun langsung mematung.
"Hahahaha... Entah siapa dirimu, dasar payah," ejek Suster Ngesot. "Aku tahu kamu nyari aku, iya kan? Sekarang lebih baik jadi santapan aku aja." Suster Ngesot kemudian memanjangkan lidahnya ke arah Satria.
Namun, tanpa diduga, Satria menangkap lidah itu. "Tadi cuma bercanda."
Mata Suster Ngesot membulat. Satria kemudian menarik lidah makhluk itu hingga ia terlempar ke hadapan Satria, sebelum akhirnya Satria menendang keras makhluk tersebut persis di perutnya. Suster Ngesot pun terpental dan terguling-guling di tanah. Begitu berhenti berguling, Suster Ngesot melompat kabur menggunakan tangannya. Satria mengejarnya.
Suster Ngesot terus melompat dan melompat untuk menghindari kejaran Satria. Sampai akhirnya Suster Ngesot sampai di tempat keramaian. Orang-orang yang melihatnya pun segera berlarian. Tapi, Suster Ngesot lantas melompat dan memanjangkan lidahnya pada salah seorang ibu-ibu yang tengah berlari sambil menggendong anaknya. Sayangnya, orang itu diselamatkan oleh Mutia dengan sihir jarum cahaya yang ia arahkan ke kepala Suster Ngesot hingga Suster Ngesot terjatuh.
"Kau lagi! Brengsek kau!" maki Suster Ngesot setelah lidahnya kembali masuk ke dalam mulut. "Kau harus merasakan kemarahanku!!"
Suster Ngesot langsung berputar kencang hingga akhirnya ia berubah menjadi sosok makhluk seperti tulang belulang warna hitam dengan kedua tangan seperti pedang. Kepalanya ditutupi oleh tudung hitam dan kakinya tergantikan oleh asap hitam. Ia telah menunjukkan wujud Shadow-nya, yaitu Shadow Tengkorak.
"Satria, biarin aku yang bertarung!" kata Mutia dengan lantang.
"Terserah loe aja," balas Satria.
"Haaaatt!!!" Mutia berlari ke arah Shadow berwujud tengkorak tersebut, sebelum akhirnya melepaskan tendangan sabit.
Tapi, sebelum kaki Mutia mengenai Shadow Tengkorak, makhluk itu mengelak ke samping dan berhasil menebas paha Mutia. Dara pun terjatuh dengan darah segar mengalir di pahanya.
"Kau Guardian, lebih baik berhenti menghalangiku!" hardik Shadow Tengkorak. "Manusia itu semuanya sama saja, hanya makhluk yang bisanya membuat kerusakan. Makhluk seperti itu lebih baik lenyap. Jika kau tahu bagaimana kematian Dian, kau akan berhenti menjadi Pembasmi Shadow!"
"Kau salah!" sahut Satria.
Shadow Tengkorak berbalik ke belakang.
"Manusia adalah makhluk yang unik," ucap Satria. "Manusia saling membutuhkan satu sama lain dan banyak yang berlomba dalam kebaikan."
Shadow Tengkorak menggeram kesal. "OMONG KOSONG!"
Satria langsung menekuk tangan kanannya lalu mengepalkan tangan kiri tersebut hingga Skylar Biru di tangan kirinya menyala terang. Setelah itu ia berkata, "Berubah."
Seketika, pakaian Satria berubah menjadi berwarna dominan hitam dan jubah putihnya menghilang. Di berbagai sisi muncul potongan-potongan 'armor' dominan emas. Armor-armor tersebut lalu menempel ke dada, punggung, pundak, tangan, pinggang, dan kaki. Visor hijau helm bertanduk yang menempel terakhir di kepala Satria berkedip. Kini, ia telah berubah menjadi Guardian Emas.
"Cih!" Shadow tengkorak yang langsung melemparkan cahaya hitam yang muncul di kedua pedangnya pada Dragon.
Namun, begitu menyentuh tubuh Dragon, cahaya hitam tersebut hancur begitu saja.
Tak menyerah, Shadow Tengkorak kembali melemparkan cahaya hitam yang melapisi pedangnya. Akan tetapi, hal yang sama terjadi kembali, cahaya hitam tersebut melebur ketika menyentuh tubuh Dragon. Merasa marah serangannya gagal lagi, Shadow Tengkorak kembali melemparkan cahaya hitam di pedangnya ke arah Dragon. Saat itu, Saga mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat hingga tangan tersebut dilapisi oleh cahaya putih terang.
"Tinju Naga Sakti!" seru Dragon seraya tangan kanannya melakukan gerakan memukul ke depan yang membuat cahaya di tinju kanannya berubah menjadi seperti Naga dan meluncur cepat ke arah Shadow Tengkorak sekaligus menghancurkan cahaya-cahaya hitam yang terarah padanya. Cahaya tersebut meluncur begitu cepat hingga menghantam dan membakar Shadow Tengkorak. Tubuh Shadow Tengkorak berkedap-kedip hingga akhirnya meledak hancur berkeping-keping.
Keesokan harinya, Mutia memberikan surat tanpa nama pada Lurah di kampung Keramat Asem. Inti surat itu berisi kalau Suster Ngesot sudah dihancurkan. Para warga kini tak perlu takut lagi. Jika Suster Ngesot masih belum hilang juga, Pak Lurah bisa meniup terompet kecil yang diberikan Mutia bersamaan dengan surat, maka Suster Ngesot akan langsung hancur. Bukan main senangnya Pak Lurah saat itu. Ia pun segera mengumumkan pada para penduduk kampung kalau kampung mereka sudah aman dari Suster Ngesot dan tidak perlu khawatir jika seandainya Suster Ngesot masih ada. Para penduduk tentu saja sangat senang. Mereka pun mengadakan pesta dangdutan untuk merayakan kemenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H