Namun, begitu menyentuh tubuh Dragon, cahaya hitam tersebut hancur begitu saja.
Tak menyerah, Shadow Tengkorak kembali melemparkan cahaya hitam yang melapisi pedangnya. Akan tetapi, hal yang sama terjadi kembali, cahaya hitam tersebut melebur ketika menyentuh tubuh Dragon. Merasa marah serangannya gagal lagi, Shadow Tengkorak kembali melemparkan cahaya hitam di pedangnya ke arah Dragon. Saat itu, Saga mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat hingga tangan tersebut dilapisi oleh cahaya putih terang.
"Tinju Naga Sakti!" seru Dragon seraya tangan kanannya melakukan gerakan memukul ke depan yang membuat cahaya di tinju kanannya berubah menjadi seperti Naga dan meluncur cepat ke arah Shadow Tengkorak sekaligus menghancurkan cahaya-cahaya hitam yang terarah padanya. Cahaya tersebut meluncur begitu cepat hingga menghantam dan membakar Shadow Tengkorak. Tubuh Shadow Tengkorak berkedap-kedip hingga akhirnya meledak hancur berkeping-keping.
Keesokan harinya, Mutia memberikan surat tanpa nama pada Lurah di kampung Keramat Asem. Inti surat itu berisi kalau Suster Ngesot sudah dihancurkan. Para warga kini tak perlu takut lagi. Jika Suster Ngesot masih belum hilang juga, Pak Lurah bisa meniup terompet kecil yang diberikan Mutia bersamaan dengan surat, maka Suster Ngesot akan langsung hancur. Bukan main senangnya Pak Lurah saat itu. Ia pun segera mengumumkan pada para penduduk kampung kalau kampung mereka sudah aman dari Suster Ngesot dan tidak perlu khawatir jika seandainya Suster Ngesot masih ada. Para penduduk tentu saja sangat senang. Mereka pun mengadakan pesta dangdutan untuk merayakan kemenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H