Malam menjelang. Di Kampung Keramat Asem, seorang pria dan wanita terlihat tengah asyik berduaan di sebuah taman.
"Bang, kalo kita udah nikah nanti, abang mau beliin Dira apa?" tanya si wanita bercepol dua pada pria berambut mohawk yang tengah ia sandari bahunya.
"Ape juga abang kasih," jawab pria itu.
"Kalo Dira minta pulau, abang kasih nggak?"
"Jangankan pulau, bumi ini kalo dijual juga abang beli. Buat Neng Dira seorang."
Dira langsung mencubit pipi pria itu. "Aah... Bang Eko, paling bisa deh!"
Tiba-tiba, Eko dan Dira merasa bulu kuduknya merinding.
"Bang, Dira merinding, kenapa ya?" tanya Dira sambil melihat-lihat sekitarnya.
"Ah, te-tenang aja! A-ada a-abang disini!" ujar Eko dengan tubuh gemetaran.
"Tapi abang kok gemeteran sih, bang??" protes Dira. "Dira takut nih. Kalo ada setan gimana?? Abang tau sendiri kan, di kampung ini ada-"
Ucapan Dira terputus dan langsung terperanjat begitu melihat Suster Ngesot berwajah mengerikan menatapnya. Matanya dilingkari lingkaran hitam dan satu hancur, hidungnya hancur, serta wajahnya dipenuhi noda darah. Dira yang ditatap makhluk itu langsung mematung. Eko yang hendak lari juga sama, ditatap oleh Suster Ngesot hingga mematung.