Adul tersenyum sendiri di dalam lift. Ia merenungkan hal yang baru saja dialaminya. Ia mau berbuat baik tetapi tidak diterima. Bahkan keberadaannya tak dianggap sama sekali.
Sebenarnya ia berhak sakit hati. Tetapi itu tak dilakukannya. Ia berusaha mawas diri, melihat ke dalam. Tak semua perbuatan baiknya diterima oleh orang lain.Â
Ia pun tak berhak memaksa orang lain menerima perbuatan baiknya. Ia juga menyadari dirinya  tak selalu baik dan benar.  Namun ia bertekad untuk selalu berbuat baik kepada siapa pun. Ia akan melakukan kebaikan setiap saat sampai ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sampai di kamar hotel Adul meletakkan ranselnya di meja. Ia teguk segelas air mineral yang tersedia di sana. Dinginnya menyejukkan tenggorokan dan hatinya. Ia ingin seperti air itu. menyejukkan bagi setiap orang tanpa membedakan. Air tak pernah memilih siapa yang akan meminumnya, juga tak memaksa orang untuk meminumnya. Tetapi kesejukan tetaplah dibawanya di mana pun berada.
 Jambi, 31 Oktober 2020
Theresia Sumiyati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H