Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Doa Giliran Dari Rumah- Ke Rumah Pada Masa Advent di Dietzenbach Jerman.

4 Januari 2025   06:28 Diperbarui: 4 Januari 2025   06:53 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adventskalender di Jendela ( foto Michaela Filipovic)

Masa Advent

Masa Advent, Natal bahkan tahun baru sudah lewat, tetapi saya tetap ingin menuliskan pengalaman masa Advent lalu.

Masa Advent merupakan, saat empat minggu sebelum Natal.

Saat Advent, Natal dan tahun baru saat- saat sibuk, sehingga keinginan untuk menulis tinggal hanya keinginan saja.

Setelah   masa sibuk itu lewat, akhirnya ada waktu untuk menuliskannya.

 Gott Sei Dank, kata orang Jerman yang artinya Puji Tuhan.

Natal yang Suram

Natal di Jerman kali ini tidak seriang seperti biasanya. Tanggal 20 Desember, lima hari sebelum Natal atau empat hari sebelum malam kudus terjadi penabrakan mobil ke kerumunan  pasar   Malam Natal di Magdeburg yang dikendarai dokter berkebangsaan Arab.

Kejadian tragis yang menewaskan 5 orang termasuk seorang anak berusia 9 tahun dan 299 orang luka- luka berat dan ringan.

Peristiwa ini membuat suasana Natal yang riang gembira menjadi duka mendalam.

Hari minggu terakhir sebelun Natal atau Minggu Advent ke empat, di gereja kami mendoakan para korban yang tertimpa kecelakaan di Pasar  Natal Magdeburg.
Kami doa hening, lampu gereja di matikan, hanya nyala lilin yang menerangi gereja yang gelap di musim dingin. Hanya sinar lilin, keheningan doa dan dentangan lonceng membumbungkan doa- doa kami untuk para korban yang meninggal maupun sakit.

Dukungan doa yang sungguh menguatkan para korban dan kami sendiri yang ikut berkabung.

Doa Masa Advent di rumah

Tanggal 20 Desember kebetulan di rumah saya mengundang tetangga dan umat kampung kami untuk doa Advent.

Tradisi doa Advent yang bagus. Dimana kesibukan menyiapkan Natal mulai sibuk di mana- mana, kami tetap bertekad untuk ambil waktu sejenak untuk menyiapkan hati menyiapkan Natal.

Natal yang sesungguhnya. Bukan Natal komersial dengan sibuk membeli hadiah- hadiah dan pesta- pesta.

Dengan doa bersama di Masa Advent, kami mencoba merenungkan dan menyiapkan hati menyambut Sang Maha Cinta, Tuhan Sendiri di hati kita.

Tradisi doa Advent dari rumah - ke rumah yang di mulai sejak Advent pertama tanggal 1 Desember 2024. 

Doa masa Advent dari rumah kerumah  di Jerman ini untuk saya juga merupakan pengalaman baru.

Mengapa baru, karena kami juga baru pertama kali mengundang atau ketempatan doa ini.  
Yang ke dua karena orang Jerman yang tertutup tersebut tidak mudah untuk menerima orang yang bukan teman dekat atau saudara dekat datang ke rumah.

Saat itu saya mengikuti pendalaman kitab suci di Aula gereja dengan orang - orang gereja. Di sana saya bertemu ibu Mandy. Ibu Mandy mengurusi doa masa Advent.
Ibu Mandy menanyakan apakah saya bersedia ketempatan doa Advent, karena masih banyak yang kosong.
Setelah saya pikir, pertimbangkan dan bicara ke suami akhirnya saya putuskan untuk mengiyakan dan menerima doa di rumah.

Karena saya belum pernah mengundang doa Advent di rumah ibu Mandy menerangkan bagaimana caranya.

Pertama beliau bilang kalau umat yang datang tidak akan masuk rumah, doa berlangsung di luar rumah.

Untuk saya, sulit membayangkan doa bareng  dengan umat di luar rumah, di musim dingin lagi. Saat itu suhu sekitar 5 derajad Celsius.

Di lain pihak ciri khas orang Jerman yang sangat menghormati privasi pribadi.

Adventskalender, kalender atau penanggalan masa Advent, masa penantian kelahiran Tuhan Yesus.

Jadi setiap hari ada suatu Thema. Thema ditentukan yang memiliki Rumah atau yang mengundang.

Thema yang diambil dituangkan di dalam Thema doa malam itu.

Dengan Thema yang diambil dituangkan dalam bentuk gambar dan di tempelkan di Jendela rumah dan dihiasi dengan lampu warna- warni.

Di halaman rumah dan di bawah jendela hias umat berkumpul dan berdoa.

Supaya terasa hangat saya pasang  lilin- lilin di pagar rumah, halaman sampai di depan pintu rumah.

Thema doa syukur dan berdoa untuk Indonesia

Saat doa Advent di rumah kami, saya mengambil Thema Syukur" atau Dankbarkeit.

Saya bercerita tentang negri tercintaku Indonesia dengan 17.000 pulau, 150 Gunung berapi, 277 juta penduduk, lebih dari 700 suku, budaya dan bahasa, lima agama dan kepercayaan dan satu bahasa kesatuan Indonesia.

Sebagai negri dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Saya ceritakan baru saja Gunung Welotobi  meletus  dan menelan korban jiwa. 

Kami ajak bersyukur bahwa kami tinggal di Jerman, di negri yang alamnya stabil.

Tidak ada kecemasan akan letusan gunung berapi, tidak ada kecemasan gempa, tidak ada kecemasan tzunami.

Meskipun musim dingin tetapi  memiliki rumah, apartemen dan tempat tinggal dan tidak harus kedinginan.
Setiap   orang memiliki asuransi kesehatan tidak ada ketakutan apa bila sakit dan tidak mampu membayar pengobatan.
Anak- anak kesekolah dan mendapatkan pendidikan yang baik tanpa harus takut bagaimana membiayai pendidikan anak- anak. Cukup sandang dan pangan.

Semua itu bukan kebetulan. Semua karena Kasih dan CintaNya.  Tidak ada ketakutan untuk mengemukakan pendapat. Tidak ada ketakutan untuk menjalankan ibadah, agama dan kepercayaan.

Lagu- lagu  advent dan lagu- lagu syukur kami nyanyikan.

Kami bersama- sama dan  bergantian memanjatkan doa- doa syukur dan permohonan kami dan kami tutup  dengan doa Bapa Kami dan berkat dari Romo yang kebetulan bisa hadir pada malam itu.

Oh ya Romo kami Romo muda, sekitar 35 tahun usianya dan berkebangsaan India.

Saat ini banyak imam atau romo bukan berkebangsaan Jerman , seperti Imam dan Pastur di Paroki kami. Hal ini karena semakin sedikit pemuda Jerman yang mau menjadi Imam.

Meskipun Pastur, Imam atau Romo kami berkebangsaan India tetapi  berintegrasi bagus sekali dengan umat di paroki kami. Imam India yang dicintai umat di Paroki kami Dietzenbach.

sebagian umat yang hadir ( foto iinassenheimer)
sebagian umat yang hadir ( foto iinassenheimer)

Menikmati, Anggur Rempah panas dan Pastel Ayam Indonesia

Setelah menerima berkat, selesailah doa Advent pada malam itu.
Kamipun menikmati minuman hangat yang kami sediakan, yaitu Gluewein, Sari Jeruk hangat dan teh hangat. 

Agar tidak terlalu dingin, kami menyulap garasi rumah kami menjadi tempat yang nyaman dan hangat untuk menikmati minuman hangat dan  hidangan ringan yang kami sajikan.


Gluewein merupakan wein khas di masa Advent dan Natal, yaitu wein atau anggur merah yang diberi  rempah- rempah seperti cengkih,kayu manis, Vanili dan jeruk manis.

Jaman kolonial rempah merupakan barang mewah. Natal , Advent merupakan saat istimewa sehingga  ciri khas minuman masa Advent dan Natal Gluewein, wein berbumbu rempah dan diminum panas- panas.

Selain minuman hangat, kami hidangkan resoles Indonesia buatan sendiri dan Leberkaesebroetschen. Leberkaese merupakan daging cacah sangat halus yang dibentuk kotak   sebesar kotak roti tawar. Daging Leberkaese ini dipotong setebal irisan roti tawar  dan di masukan dalam roti atau Broetschen seperti Hamburger.

Umat yang hadir ada 15 orang. Saya sempat membuat resoles berisi kentang, wortel dan ayam sebanyak 25. Resoles habis, laris manis semua suka.
Sedangkan potongan daging Leberkaese 20 potong masih tersisa 6 potong. Sedangkan 20 roti madih tersisa 6 roti.

Akhirnya satu persatu, umat pulang dengan gembira. Mereka  terkesan dengan Indonesia dan resoles yang enak.

Pengalaman pertama memimpin doa dan renungan dalam bahasa  Jerman. Toh berhasil juga, pada awalnya saya mohon maaf bila bahasa Jerman saya kurang bagus. Tetapi umat dan teman- teman yang hadir mengatakan bagus, kami merasakan bahwa saya bicara dengan hati dan ini bagus, kata mereka.

Saat misa Natal, ada beberapa umat yang membisikan ke saya dan berterimakasih atas doa Advent di rumah kami. Mereka terkesan dengan thema syukur dan doa untuk Indonesia, mungkin juga pastel ayamnya. 

Bahkan tetangga sebelah yang mengaku Atheispun hadir dan senang mengikuti doa Advent tersebut.

Selamat tahun baru dan penuh berkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun