Saat itu Tuhan Yesus sendiri melakukan hal ini. Di sana saya rasakan betapa teladan yang sangat luar biasa. Pesan cintaNya sungguh nyata.Â
Kata Yesus sesudah membasuh kaki murid-muridNya, "Jika aku Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki, sebab Aku telah memberi teladan kepadamu supaya kamu juga berbuat seperti yang telah kuperbuat kepadamu." (Yohanes 13: 1-15)
Jujur teladan ini amat sangat sulit hampir mustahil. Pada awal Injil Yohanes ini dikatakan Yesus, senantiasa mengasihi murid-muridNya, demikian juga sekarang, Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Hal inilah yang menguatkan, yaitu Yesus mengasihi murid-muridNya sampai saat terakhir. Pesan Yesus selain saling membasuh kaki yang berarti saling melayani, yaitu saling mengasihi.Â
Hanya dengan cinta yang besar, saling membasuh kaki bisa terjadi. Keyakinan bahwa dikasihi sebagai murid Tuhan memberikan suka cita yang besar.Â
Sukacita yang besar ini memampukan seseorang untuk mengasihi sesama dan akhirnya memiliki kekuatan untuk menjadi rendah hati dan mampu membasuh kaki. Membasuh kaki contoh pelayanan yang paling rendah.Â
Dengan hati yang dipenuhi kasih dan sukacita akan mampu saling melayani dan mengasihi.
Malam Tuguran atau Nach der Wache fuer den Herrn
Malam perayaan Kamis Putih selesai dan dilanjutkan dengan malam Tuguran atau Nacht der Wache fuer den Herrn, malam berjaga untuk Tuhan.
Pada malam ini gereja buka semalam suntuk dan terbuka untuk siapa saja yang mau berdoa. Bersama Yesus berdoa, seperti Yesus katakan pada saat berdoa di Taman Getsemani. "Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggalah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku".