Aku duduk sendiri di sini
Bersandar bersamanya
Tak ada rasa canggung di sana
Karna sudah terbiasa
Jatuh terjuntai di depan rerimbunannya
Rasa lelah berlipat ganda
Seakan bibir ingin mengadu
Tetang nasib yang kian sulit
Kekarnya menopang jiwaku yang kian koyak
Membelaiku dengan semilir angin nakal
Membawaku sejenak dalam buaian bunda
Terlelap dan tertidur
Di dalam pangkuan akarnya yang saling menopang
Aku merajut mimpi yang sedang tertidur
Dalam diam ku untainya dalam butiran doa
Berharap semuanya berlalu dan membaik
Payung teduhnya melindungi mahkotaku dari terik sang mentari
Seakan tak mengharap kembali segala kasih sayangnya
Pada diriku yang hanyalah seorang gadis kecil
Yang selalu meringkuh dalam ketakutan dan air mata
Hijau dedaunanya menyegarkan kedua bola mataku yang masih sayu
Langit semesta begitu terlihat luas dan indah
Di kala senja mulai masuk pada peraduannya yang singkat
Menerawang batin yang tengah melipur laranya sendiri
Gerakannya seakan menari di kala terpaan angin meliukkan kawanan rantingnya
Terdengar irama musik alam semesta bertalu diantara gesekan dedaunannya
Senyumku mematung sambil menikmati panggung musikalnya
Seakan ia menjadi penghiburku satu -- satunya