Semakin jarang aku berkomunikasi, namun sesekali aku masih menghubunginya untuk menanyakan kabar juga menanyakan tentang hubungannya. Aku senang sekaligus sedih saat ia bercerita bahwa ia sudah sering jalan berdua, ke pantai, kemana dan kemana. Namun ia bilang, pria itu tak seperti diriku. Aku memang sedikit gila, pergi pagi pulang malam. Tapi dengan yang sekarang, ia hanya pergi sewajarnya saja.
Kadang ia juga menangis sedih, mengingat moment moment kita. Aku sendiri merasakan hal yang sama, namun aku lebih sering menenangkannya. Aku tak ingin ia bersedih hati karenaku, sebab sudah ada sesosok pria yang lebih baik didekatnya. Berat memang bagiku, tapi aku tidak punya niat untuk melupakannya. Aku ingin melihat kebahagiaannya meskipun hati ini masih berat untuk melepaskannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H