Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Euthanasia Misterius (Detektif Kilesa)

27 Desember 2022   08:46 Diperbarui: 27 Desember 2022   08:47 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan langkah berat Riandi memasuki kamar dan meninggalkan kami di lorong. Aku bertatap - tatapan dengan Mahmud dan Charles. Mahmud sudah tersenyum.

"Sudah kubilang, Kilesa. Ini akan menjadi sebuah kasus yang cocok untukmu."

***

Trisna menjelaskan bahwa watak Riandi memang cukup kasar, tapi sebenarnya dulu ia tidak begitu. Sebelum ayahnya sakit, Riandi lebih menjaga perkataannya. Ada satu pertanyaan penting lagi yang perlu kuketahui jawabannya.

"Ketika ketiga anak Bambang menemui ayahnya, apakah bersamaan atau satu persatu?"

Trisna menjawab, "Satu persatu. Yang pertama anak pertama, kedua anak kedua, dan terakhir anak ketiga. Perlu kuberitahu bahwa anak pertama bersama suaminya, dan anak kedua bersama istri dan kedua anaknya. Jadi Pak Bambang sudah memiliki cucu, dan orang tuanya mengijinkan untuk melihat kondisi kakeknya walau cukup menyakitkan."

"Riandi?"

"Oh, setahuku ia belum menikah."

Di sebelahku Charles mengumpat, "Wajar kalau ia mudah marah, tidak ada yang menenangkan."

Perkataan kami dihentikan dengan kemunculan keluarga anak kedua di ujung lorong. Melihat tas belanjaan dan kresek minimarket, sepertinya merekalah yang dimaksud Trisna sedang mencari makan.

Seorang ibu muda menyapa kami. Kami memperkenalkan diri, dan berbanding terbalik dari Riandi, mereka menjawab dengan ramah. Dan begitu mengetahui bahwa kami berasal dari kepolisian, sang ayah langsung memisahkan diri dan meminta keluarganya untuk masuk ke dalam ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun