KASUS TENGKORAK MENGGANTUNG
Pk. 08.35.
"Lebih baik kau cepat pergi dari tempat ini, Kilesa."
Aku hanya setengah tersenyum, lalu meneguk kopi di cangkirku. "Dan, apa alasannya, Usep?"
"Kau terkenal dengan reputasimu di mana kasus aneh dan unik selalu mengikuti, dan aku tidak suka kau membawanya ke divisiku, divisi pelaporan publik."
Aku melenguh, "Aku hanya ingin minum kopi di pagi ini, kawan. Dan, tenang saja, kawan, aku sendiri tidak suka. Percayalah, aku tidak suka berhadapan dengan kasus - kasus seperti itu. Kasus kita yang terakhir kemarin itu..."
Usep memotong, "No no, Kilesa, lebih baik kita tidak usah membahasnya lagi. Kepalaku bisa pening mendengar penjelasanmu."
Aku mengangguk, "As you wish."
Aku meneguk sisa kopi terakhir dan meletakan cangkir di atas meja, lalu beralih menuju pintu keluar. Tepat ketika akan meraih gagang, seorang wanita berusia tiga puluhan merangsek masuk dengan tergesa - gesa. Ia menatapku sembari membetulkan penampilannya.
"Apakah ini divisi laporan publik?" tanyanya, yang kujawab dengan lambaian tangan menuju Usep.