Si Kancil paham ia tidak akan bisa melawan selusin tentara bersenapan. Dengan membuat tubuhnya sebagai perisai, ia berbisik agar anak - anak lari. Peluru demi peluru menyobek tubuhnya. Sampai di pintu belakang, ia meminta agar anak - anak menyelamatkan diri. Sebelum menghembuskan napas terakhir, si Kancil memegang lengan sang anak.
"Merdeka atau mati! Hidup Indonesia Raya!"
Kisah lain dapat dilihat di sini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H