Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Motel Berdarah [Detektif Kilesa]

19 September 2020   14:47 Diperbarui: 19 September 2020   14:53 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahmud menunjuk ke pojokan di mana seorang pegawai janitor mengangkat tangan. Tidak perlu keterangan lebih lanjut. Tampangnya polos dan lugu, tapi sesuai prinsip kepolisian, semua yang berada di dalam motel ini pada waktu kejadian akan menjadi tersangka. Kubilang akan menjadi mudah karena lingkup tersangkanya jelas.

Kami melangkah keluar dan berjalan memasuki kamar nomor lima. Kamar itu gelap, sengaja dibiarkan sebagaimana korban ditemukan. Tim forensik sedang mengecek dinding dengan sinar UV, juga mengecek pojok -- pojokan. Tetapi menurut dugaanku, mereka tidak akan menemukan apa pun. Kamar itu terlalu sederhana. Hanya ada koper baju dan berkas -- berkas kantor di atas meja. Selebihnya, ada pipa yang masih basah oleh darah, di samping korban. Adalah benar bahwa pembunuhan ini sama sekali tidak direncanakan. Mungkin hanya berdasarkan emosi sesaat.

Tapi siapa yang ingin membunuh seorang asing di dalam sebuah motel? Motel bukanlah kos -- kosan. Orang hanya tinggal sehari dua hari. Sulit untuk mengenal siapa yang menjadi tetanggamu. Aku tercenung. Ada kemungkinan salah satu dari kelima orang ini sengaja mengikuti korban untuk melakukan pembunuhan di motel. Artinya ini pembunuhan terencana.

Hmm, pikiranku membuatku bingung sendiri. Seperti biasa, hahaha.

Aku yakin bahwa masih ada sidik jari pembunuhnya menempel di batang pipa, tapi aku dan Mahmud tahu bahwa itu membutuhkan waktu lama. Kami sepakat bahwa pipa itu akan menjadi rencana cadangan, namun kami tetap harus memeriksa kelima penghuni kamar yang berada di dalam sekarang. Mereka sudah diinformasikan polisi bahwa telah terjadi pembunuhan, diharapkan untuk tetap tenang, dan sekarang sedang menunggu panggilan interogasi.

Aku dan Mahmud hendak melangkah keluar ketika Charles memanggil kami. Ia sedang menatap berkas -- berkas di atas meja.

"Tidak ada yang aneh, Charles. Hanya berkas hukum dan administrasi biasa."

Ia tidak menjawabku dan hanya menunjuk ujung berkas. Tanggal 30 September 2037. Bulu kudukku mulai merinding. Ini akan menjadi kasus yang aneh lagi.

Hari ini adalah tanggal 15 Agustus 2037. Artinya berkas -- berkas itu tidak seharusnya ada di permukaan bumi.

***

Orang pertama yang kami interogasi di ruangan resepsionis adalah penghuni kamar nomor dua. Seorang pegawai kepolisian juga, hanya di bidang lalu lintas. Ia sedang berliburan bersama istrinya. Keduanya mengaku berada di dalam kamar sedari pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun