Mohon tunggu...
Theodolita Salsabila
Theodolita Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Segudang Khasiat Dalam Tradisi Menginang

15 Oktober 2021   11:21 Diperbarui: 30 Oktober 2021   12:36 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di daerah Sambori menginang dikenal dengan nama mama ro,o nahi. Menginang juga menjadi suguhan kepada tamu sebagai suatu bentuk penghormatan serta dapat sebagai bentuk ungkapan penerimaan terhadap tamu tersebut dalam suasana kekeluargaan yang erat.  Juga dalam penelitian Sugiwa (2016), menyatakan bahwa kebiasaan nyirih atau nginang atau nyepah dalam istilah Sunda, dilakukan oleh kaum wanita tua. Namun bagi masyarakat daerah Baduy kegiatan nyirih atau nginang dilakukan oleh pria maupun wanita. Masyarakat Baduy mempercayai bahwa nyirih atau menginang dapat bermanfaat untuk menguatkan gigi (3).

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal daun sirih, pinang dan kapur sebagai bahan untuk menyirih. Perilaku menyirih merupakan salah satu cara untuk merawat gigi yang dipercayai oleh para luhur. Mereka yakin bahwa menyirih dapat menguatkan gigi, menyebuhkan luka kecil di mulut dan menghilangkan bau mulut.

Masyarakat suku asli Papua melakukan perilaku menyirih karena adanya kepercayaan yang diwariskan oleh para luhur. Frekuensi menyirih yang dilakukan oleh masyarakat suku asli Papua yaitu > 2 kali dalam sehari dengan mengkonsunsi lebih dari dua buah pinang. Masyarakat merasakan dampak positif dan negatif dari perilaku menyirih. Dampak positif yang dirasakan saat menyirih yaitu, tubuh terasa segar, bau mulut menjadi hilang, gigi terasa kuat. Sedangkan dampak negatif yaitu, lidah terasa tebal, luka pada pinggiran mulut dan lidah, pusing, dan merasa ketagihan.

Perilaku menyirih di Papua tidak memiliki batasan umur sehingga perilaku menyirih bebas dilakukan. Kepercayaan tentang khasiat menyirih bagi kesehatan gigi dan mulut, membuat masyarakat cenderung tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik. Terdapat banyak masyarakat yang memiliki perubahan warna pada gigi, penumpukan plak dan karies gigi (4).

Sirih (piper betle) tergolong keluarga Piperaceae. Tanaman Ini banyak ditanam di berbagai negara-negara Asia Tenggara. Bagian-bagian yang banyak dimanfaatkan dari tanaman sirih yaitu daun, akar, batang, tangkai dan buah. Tanaman ini memiliki berbagai aktivitas farmakologis. seperti antitumor, antimutagenik, dan antihelminthik. Pada tanaman sirih (piper betle) terdapat kandungan senyawa kimia steroid, diterpen, tanin, flavonoid, saponin, fenol, kumarin, dan alkaloid yang merupakan agen anti bakteri. Bakteri yang mampu dihambat pertumbuhannya oleh ekstrak sirih antara lain Staphylococcus aureus, Candida albicans, Propionibacterium acnes, Salmonela typhimurium dan Bacillus cereus (4).

Pada penelitian Lutviandhitarani (2015), untuk menyelidiki aktivitas antibakteri daun sirih pada bakteri penyebab mastitis. Penelitian ini membuktikan bahwa rebusan daun sirih (piper betle) terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam susu mastitis, rebusan daun sirih memiliki efektivitas yang sama dengan antibiotik komersial yaitu Penicilin dihydrostreptomycin dalam menghambat perkembangan bakteri gram positif penyebab mastitis. Sehingga daun sirih dapat digunakan sebagai green antibiotic alternatif dalam pengobatan mastitis. Juga pada Pada penelitian Bandaranayake (2018), menguji efektivitas ekstrak sirih terhadap Candida albicans yang tumbuh pada gigi tiruan. Candida albicans adalah jamur patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi superfisial. Sebagian besar infeksi yang dihasilkan oleh C. albicans dikaitkan dengan pembentukan biofilm pada permukaan tubuh.

Konsentrasi ekstrak daun 8000-10000 ppm dengan pembersih gigi komersial menunjukkan penekanan bakteri C. albicans pada gigi tiruan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara adhesi dalam 8000 ppm ekstrak konsentrasi P. betle dan pembersih gigi tiruan komersial dengan konsentrasi yang sama, yang menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih sama efisiennya dengan pembersih gigitiruan komersial, dalam menekan adhesi C. albicans pada permukaan gigi tiruan akrilik (3).

Piper betle adalah milik keluarga Piperaceae Ini banyak ditanam di India, Srilanka, Thailand, Taiwan dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Bagian-bagian dari sirih seperti daun, akar, batang, tangkai dan buah digunakan untuk berbagai keperluan. Tanaman ini memiliki sejumlah besar biomolekul yang menunjukkan berbagai aktivitas farmakologis.

Daun sirih memiliki aktivitas antitumor, antimutagenik, dan antihelminthik. Secara relatif ekstrak air menghasilkan lebih banyak metabolit sekunder secara kualitatif dan kuantitatif.

Flavonoid menunjukkan antiinflamasi, aktivitas pembuluh darah, antioksidan, antimikroba, serta sifat obat lainnya. Hasil menunjukkan bahwa butanol yang diekstraksi daun sirih dengan 5% dari 50 L ditemukan konsentrasi efektif yang menghambat pertumbuhan Salmonella typhimurium, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus lebih dari 10% dari konsentrasi 50 l ditemukan efektif terhadap Proteus vulgaris.

Ekstrak butanolik menunjukkan zona penghambatan yang lebih tinggi terhadap semua bakteri kecuali jamur dan ditemukan lebih efektif dan efisien di antara ekstrak disiapkan dalam berbagai sistem pelarut (4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun