Kelelawar sendiri memiliki peran penting  menjaga keseimbangan ekosistem di dalam maupun di luar gua, misalnya dalam proses penyebaran benih, penyerbukan, dan pengendalian populasi serangga atau sebagai kunci penyedia energi ekosistem dalam gua.
Waktu seolah berhenti
Di dalam gua, waktu seolah berhenti. Â Segala rutinitas kerja, nyaris terlupakan. Butiran percikan air yang ditimbulkan karena pengunjung yang melakukan cliff jumping di sana, membuat kolam air payau itu semakin terlihat indah.
Dinding gua berwarna abu-abu menjadi latar indah yang memberi sensasi ketenangan. Â Demikian halnya dengan bebatuan di dasar, dengan sensasi tekstur agak kasar, mengalirkan energi yang berbeda dan menyenangkan.
 Inilah yang dikatakan orang-orang, bahwa slow living bukan hanya soal tempat, melainkan tentang memberikan ruang bagi diri sendiri untuk benar-benar menikmati dan mensyukuri apa yang dilakukan saat itu.Â
Bila dulu menurut cerita warga setempat, gua ini menjadi tempat persembunyian saat masa perang, demikian juga  saat sekarang. Orang-orang memilih datang untuk melarikan diri dari perang yang lain, -rutinitas yang melelahkan  dan pikiran yang tiada henti.Â
Mari ke Gua Kristal di Kupang.
Kupang, 28 Desember 2024
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H